Kanada Rayakan Hari Kebenaran dan Rekonsoliasi, Kepala First Nation Harap Kanada dapat Memahami Luka Pribumi

- 2 Oktober 2021, 06:45 WIB
ILUSTRASI pesta
ILUSTRASI pesta /pixabay


ZONABANTEN.com - Warga Kanada menandai Hari Kamis sebagai Hari Nasional untuk Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada, ketika komunitas di seluruh negeri menghormati para penyintas dan anak-anak Pribumi yang hilang dari sistem sekolah perumahan.

Hari libur resmi baru ini diumumkan oleh pemerintah federal pada bulan Juni.

Hari tersebut diadakan sebagai tanda negara tersebut meminta untuk merenungkan sejarah penganiayaan terhadap penduduk asli dan trauma antargenerasi yang berlangsung dari lembaga-lembaga yang dikelola gereja.

Di sekolah tersebut, anak-anak dari First Nation dipisahkan dari keluarga mereka dan dilecehkan.

Baca Juga: Diwajibkan Mendapat Vaksin Covid-19, Beberapa Petugas Kesehatan di Kanada Lebih Memilih Berunjuk Rasa

Menciptakan Hari Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional adalah salah satu dari 94 seruan untuk bertindak oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) pada tahun 2015.

Sekolah perumahan terakhir di Kanada ditutup pada tahun 1996.

Menurut TRC lebih dari 150.000 anak-anak First Nations dari Metis dan Inuit dipaksa untuk menghadiri fasilitas tersebut antara tahun 1870-an dan 1996.

Fasilitas tersebut dirancang untuk menghilangkan budaya dan bahasa masyarakat adat, dan menggantinya dengan agama Kristen dan bahasa Inggris.

Ada 139 sekolah perumahan dalam program yang didanai pemerintah federal, banyak di antaranya dijalankan oleh Gereja Katolik.

Baca Juga: Kembali Tak Dimainkan Lawan Villarreal, Donny Van de Beek Siap Hengkang dari Old Trafford

Laporan akhir TRC memperkirakan bahwa 6.000 anak meninggal saat bersekolah, meskipun banyak yang mengatakan jumlahnya bisa mencapai 15.000.

Meskipun tanggal 30 September ditetapkan sebagai hari libur federal, beberapa provinsi, termasuk Alberta, Saskatchewan, New Brunswick, Quebec dan Ontario, telah memilih untuk tidak mengakuinya.

Sekolah dan kantor provinsi di provinsi-provinsi tersebut tetap buka di hari itu.

Nyanyian dan permainan drum terdengar sore ini dari Kamloops, B.C., di mana Tk'emlups te Secwepemc Nation mengumumkan pada bulan Mei bahwa radar penembus tanah telah mendeteksi setidaknya 215 kuburan tak bertanda di lokasi salah satu bekas sekolah perumahan terbesar di Kanada.

Di Cowessess First Nation di selatan Saskatchewan, tempat 751 kuburan tak bertanda di lokasi bekas Sekolah Perumahan Marieval ditemukan pada bulan Juni, para pemimpin mengadakan pesta komunitas dan powwow di halaman fasilitas itu untuk menandai hari raya.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Perempat Final Sudirman Cup 2021, Indonesia Kalah 2-3 dari Malaysia

Para penyintas berbagi cerita sementara para penari menawarkan kekuatan dan penyembuhan mereka.

Ivy Lynn Bear, yang bersekolah di Marieval Residential School pada tahun 1962, mengingat kenangan menyakitkan saat menghibur adik bungsunya di malam hari, sampai dia dilarang melakukannya.

“Saya mendengarnya di malam hari menangis.” ujar Lynn kepada reporter berita Creeson Agecoutay dari CTV National.  

“Pada suatu malam tertentu saya melihat salah satu biarawati datang dan membawanya pergi ke ruangan lain, berpikir bahwa biarawati itu mendukung dan menghiburnya," ujar Lynn menjelaskan.

"Aku tidak tahu dia justru telah melecehkannya." ujar Lynn menegaskan.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Pahala Tak Terbatas Menurut Ust. Hanan Attaki, Hanya Dengan Sekali Klik!

Cadmus Delorme, Kepala Cowessess First Nation, mengatakan Hari Nasional untuk Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah langkah penting bagi warga Kanada.

Terutama untuk lebih memahami rasa sakit dan trauma yang dialami banyak orang Pribumi di fasilitas tersebut.

Delorme mengatakan, selama upacara hari Kamis, kepada yang berkumpul di Cowessess bahwa hari itu adalah hari yang emosional.

Delorme mengakui bahwa warga Kanada ingin berdiri bersama masyarakat adat dalam mengakui kerugian yang dialami di sekolah tempat tinggal.

Baca Juga: Profil dan Biodata Jung Ho Yeon, Pemeran Kang Sae Byeok Squid Game, Berteman Dekat dengan Jennie BLACKPINK

"Kami berkumpul di sini hari ini untuk memiliki pemahaman yang lebih baik," ujar Delorme.

"Kebenaran sulit diterima, bahkan sebagai orang Pribumi, kebenaran yang bahkan sulit bagi kita untuk membayangkan kembali karena kita mencoba menguburnya dengan berbagai cara. Tapi kita tidak bisa bergerak ke rekonsiliasi sampai kita menerima kebenaran," ujar Delorme menegaskan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: CTV News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x