TEPCO Serahkan Laporan Kasus Keamanan Nuklir, Unit Pembangkit yang Bisa Beroperasi Masih Belum Mendapat Izin

- 24 September 2021, 08:14 WIB
TEPCO Serahkan Laporan Kasus Keamanan Nuklir, Unit Pembangkit yang Bisa Beroperasi Masih Belum Mendapat Izin
TEPCO Serahkan Laporan Kasus Keamanan Nuklir, Unit Pembangkit yang Bisa Beroperasi Masih Belum Mendapat Izin /Tangkapan Layar NHK World

ZONA‌‌‌‌‌BANTEN.com‌‌—‌‌‌‌ Tokyo Electric Power Company telah menyerahkan laporan kepada regulator nuklir Jepang tentang serangkaian pelanggaran serius terhadap tindakan anti-terorisme di pabrik Kashiwazaki-Kariwa di Prefektur Niigata

Regulator nuklir Jepang mengatakan pada hari Rabu, 14 April 2021, bahwa mereka melarang Tokyo Electric Power Co (TEPCO), operator pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang rusak, dari memulai kembali satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir yang dapat dioperasikan.

Pelarangan tersebut berdasarkan terjadinya pelanggaran keamanan yang terungkap tahun lalu.

Baca Juga: Serie A: AC Milan Lanjutkan Tren Positif dengan Raih Kemenangan

Kejadian tersebut menandai titik terendah lainnya bagi sebuah perusahaan yang berada di jantung industri nuklir Jepang.

TEPCO masih kesulitan mereformasi budaya keselamatannya setelah bertahun-tahun tidak patuh bahkan sebelum tindak lanjut perusahaan tersebut terhadap bencana Fukushima tahun 2011, yang dikritik secara luas.

Dalam satu kasus, seorang karyawan mendapatkan akses yang tidak tepat ke ruang kendali pusat pabrik September lalu.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 Hari Libur di Wilayah Banten, Puan: Vaksinasi Harus Digencarkan Lagi

Selain itu, sensor untuk mendeteksi penyusup tidak berfungsi dan tindakan alternatif tidak memadai.

Akibatnya, Otoritas Regulasi Nuklir juga melarang TEPCO dari mentransfer bahan bakar nuklir, menyebut kasus ini serius dalam hal melindungi bahan nuklir.

Dalam laporannya kepada  Nuclear Regulation Authority (NRA), perusahaan tersebut mencantumkan faktor fundamental di balik kasus tersebut, termasuk kurangnya pemahaman dan kehati-hatian tentang risiko dalam melindungi bahan nuklir.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Pastikan Stok Vaksin Aman, Dirjen IKP: Diplomasi Antarnegara Dioptimalkan

Laporan itu juga menyebutkan kegagalan untuk memahami operasi di pabrik, dan mengatakan utilitas tidak mengindahkan saran dari luar.

Laporan tersebut menyebutkan kesadaran yang rendah tentang keamanan nuklir di divisi tenaga nuklir perusahaan secara keseluruhan, dan komunikasi yang buruk, terutama di bagian yang melindungi bahan nuklir di pabrik.

Untuk mencegah kejadian itu terulang kembali, TEPCO mengatakan akan meningkatkan keterlibatan manajemen dan pejabat senior dalam operasi di pabrik.

Baca Juga: CEK FAKTA: Jaringan Internet di Indonesia Dikabarkan Mati Total Pada 24-30 September

TEPCO juga mengatakan akan membangun sistem untuk memperbaiki masalah dengan cepat di pabrik dengan merevisi saluran komunikasi.

Berdasarkan artikel NHK, TEPCO juga menyatakan seorang pejabat yang mengawasi divisi nuklir perusahaan akan ditempatkan secara permanen di Prefektur Niigata, sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan keamanan sistem.

Sementara itu, berdasarkan artikel Channel News Asia, TEPCO telah mengatakan dapat menghemat ¥90 miliar (Sekitar Rp11.665 miliar) biaya bahan bakar setiap tahun dengan menghidupkan kembali reaktor No 6 dan 7 di Kashiwazaki-Kariwa.

Baca Juga: Link Streaming Lokapala Perebutan Juara 1 hingga 4 di Esports PON XX Papua 2021

Unit bertenaga 1.356 megawatt tersebut telah off-line setidaknya sejak 2012 dan merupakan satu-satunya stasiun yang telah menerima izin awal dasar untuk beroperasi.

Namun, pembangkit itu harus tetap offline setidaknya sampai regulator menentukan bahwa TEPCO telah mengatasi masalah tersebut.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: NHK Chanelnewsasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah