Memperingati Kengerian Perang dan Korban Bom Atom, Museum Perdamaian Dibuka di Bekas Pulau Karantina Hiroshima

- 6 Juni 2021, 13:16 WIB
Ilustrasi ledakan bom atom Hiroshima
Ilustrasi ledakan bom atom Hiroshima /WikiImages/Pixabay


ZONABANTEN.com – Sebuah museum perdamaian telah dibuka di sebuah pulau kota Hiroshima untuk memperingati para korban yang tewas karena bom atom.

Museum tersebut berdiri di alun-alun Pulau Ninoshima yang dulunya memiliki stasiun karantina paling canggih di Jepang, yang kemudian digunakan sebagai rumah sakit lapangan setelah jatuhnya bom atom.

Di dalam museum satu lantai seluas sekitar 50 meter persegi, yang dibangun oleh Asosiasi Pemandu Relawan Sejarah Ninoshima, terpajang sekitar 130 objek termasuk dokumen tentang stasiun karantina dan peninggalan sisa-sisa barang dari para korban yang ditemukan pada saat penggalian pasca perang.

Setelah bom atom dijatuhkan pada 6 Agustus 1945, sebanyak 10.000 orang yang terluka diangkut ke Pulau Ninoshima, dan banyak yang meninggal di sana.

Baca Juga: Trinity of Shadows, Drama Kriminal Seru Bersama 3 Aktor Ternama Taiwan

Sebelumnya, stasiun karantina Tentara Kekaisaran Jepang difungsikan untuk mencegah penyakit masuk ke negara itu selama Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1904-1905). Pulau ini kemudian digunakan sebagai rumah sakit lapangan.

Orang-orang termasuk penduduk yang lahir dan besar di Pulau Ninoshima baru-baru ini membuka Museum Perdamaian Ninoshima di tengah pandemi virus corona untuk mewariskan kenangan leluhur mereka tentang memerangi infeksi, sejarah karantina pulau itu, dan kengerian perang.

Ketua asosiasi museum, Kazuo Miyazaki, membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk mengumpulkan dokumen dan materi lain yang dipamerkan.

Ayah Miyazaki yang bernama Tasuke, mantan sersan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang bertempur dalam tiga perang, telah mendesak penduduk pulau itu untuk mengumpulkan catatan tentang sejarah lokal.

Beberapa objek yang ditampilkan dalam museum tersebut ternyata dikumpulkan oleh Tasuke.

Setelah Perang Tiongkok-Jepang meletus pada tahun 1894, Hiroshima dijadikan sebagai kota militer dan karena adanya pandemi kolera maka didirikanlah stasiun karantina pertama di Pulau Ninoshima oleh Tentara Kekaisaran Jepang.

Ketika Perang Rusia-Jepang dimulai pada tahun 1904, stasiun karantina kedua dibangun di selatan stasiun pertama, dan dermaga tambahan dibangun. Stasiun karantina kedua memiliki peralatan yang sama dengan yang pertama, dan fasilitas karantina untuk kuda juga didirikan.

Baca Juga: Warga Australia Kehilangan Kontak Keluarganya, Pemerintah Harus Pilih Antara Mitra Dagang Atau Warga Negaranya

Setelah dijatuhkannya bom atom di kota Hiroshima, sisa-sisa peninggalan 1.500 orang digali di pulau itu pada tahun 1947.

Kemudian pada tahun 1955 ditemukan sekitar 2.000 peninggalan, pada tahun 1971 ditemukan sekitar 500 peninggalan, dan penggalian berulang berlanjut hingga tahun 2004, dengan hampir 90 sisa ditemukan dalam penggalian tahun 2004.

Miyazaki dan yang lainnya berniat melatih pemandu yang bisa mewariskan sejarah pulau di masa depan sambil terus mengoperasikan museum.

"Kita tidak boleh mengabaikan situs sebagai konsekuensi sejarah belaka, tetapi melanjutkan upaya kita untuk buat sejarah dengan bertindak dengan kesadaran anti-nuklir dan anti-perang, sambil berharap perdamaian untuk generasi berikutnya," kata Miyazaki dikutip ZONABANTEN.com dari Mainichi.jp.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: mainichi.jp


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x