ZONABANTEN.com - Bentrokan antara polisi Filipina dan anggota pemberontak komunis di Magsaysay renggut nyawa tiga petugas polisi, namun pihak polisi berhasil menembak mati orang penting dari gerakan tersebut.
Dua petugas yang meninggal di lokasi bentrokan adalah Eksekutif M / Sgt. Jonathan Alvarez dan Cpl. Estan Gongora, mereka meninggal di tempat bentrokan di Barangay San Nicolas.
Sementara itu, seorang petugas lainnya yang terluka dalam bentrokan dengan pemberontak komunis di Magsaysay, Oriental Mindoro pada Jumat malam meninggal saat dirawat di rumah sakit.
S / Sgt. Nolito Develos Jr. meninggal sekitar pukul 02.30, ujar Letnan Imelda Tolentino, juru bicara polisi Mimaropa.
Baca Juga: Demo Sambil Bawa Sapu di Gedung Capitol, Seorang Demonstran Ditahan FBI
Sementara itu, S / Sgts. Dexter Sagun, Edwin Vergara, Michael Sualog dan Michael Enero, serta Cpls. Kim Jason Dimalaluan dan Sonny Soriano masih dirawat di rumah sakit.
Pat. Armando Pullido, Jayrald Insigne, Darwin Equilla dan Bayani Salgado Jr. sudah bisa keluar dari rumah sakit.
Tolentino mengatakan dua polisi dilaporkan hilang, salah satunya diidentifikasi sebagai Kopral. Nicolas Estocapio Jr.,.
Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Guillermo Eleazar memerintahkan perburuan mereka yang berada di balik serangan itu, menambahkan bahwa polisi harus meningkatkan operasi mereka terhadap pemberontak komunis.
Eleazar secara anumerta menganugerahkan Medalya ng Kadakilaan kepada polisi yang terbunuh selama kunjungan pemakaman mereka.
Baca Juga: Pro dan Kontra Ketika Gitaris Slank Tempati Posisi Komisaris Telkom
Eleazar juga memberikan medali yang sama kepada polisi yang terlibat dengan pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA), termasuk mereka yang tidak terluka.
Sementara itu, medali Medalya ng Sugatang Magiting diberikan Eleazar kepada petugas polisi yang terluka.
Di bentrokan lain, pada Iloilo, Reynaldo Bocala, 74 tahun, yang termasuk dalam daftar orang paling dicari dari Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, tewas dalam sebuah baku tembak dengan pasukan pemerintah.
Baku tembak di kota Pavia pada Jumat malam itu juga menewaskan rekan Bocala, Welly Epago, 61 tahun.
Polisi mengatakan Bocala adalah petugas keuangan Komiteng Rehiyon-Panay NPA dan memegang berbagai posisi lain di komite partai daerah Panay.
Baca Juga: Dicibir Lewat DM Instagram, Rachel Vennya Gelar Sayembara Cari Pelaku Haters Berhadiah 15 Juta
Sebelum baku tembak terjadi, personel dari Grup Reserse dan Deteksi, polisi dan militer setempat sedang melaksanakan surat perintah penangkapan (arrest warrant) atas Bocala.
Surat tersebut memerintahkan penangkapan Bocala atas tuduhan perampokan dengan luka fisik yang serius, pembunuhan dan pembakaran, Bocala dan rekannya justru berupaya menembak petugas yang mengincarnya.
Brig. Gen. Rolando Miranda, kepala polisi Visayas Barat, mengatakan kematian Bocala adalah "pukulan besar" bagi Partai Komunis Filipina-NPA di Panay.
“Ini akan menghambat operasi mereka karena dia mengatur keuangan gerakan komunis di Panay,” ujar Miranda.***