Kabar Duka dari Afghanistan, 68 Pelajar Tewas Dalam Serangan Bom di Kabul

- 9 Mei 2021, 21:45 WIB
Warga berkerumun di lokasi ledakan bom di Kabul Afghanistan yang terjadi hari Sabtu 8 Mei 2021.
Warga berkerumun di lokasi ledakan bom di Kabul Afghanistan yang terjadi hari Sabtu 8 Mei 2021. /REUTERS

ZONABANTEN.com - Ibukota Afghanistan Kabul diguncang serangan bom berdaya ledak kuat pada Sabtu malam 8 Mei 2021. Ledakan terjadi di lingkungan Dasht-e-Barchi, sebuah wilayah yang dihuni oleh komunitas besar Syiah dari etnis minoritas Hazara.

Dijelaskan seorang pejabat setempat pada hari Minggu 9 Mei 2021, serangan bom di depan sekolah Sayed Al-Shuhada ini telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 68 orang yang sebagian besar adalah pelajar wanita.

Sementara itu 165 korban yang terluka masih dalam perawatan tim medis. Disebutkan pula para keluarga kebingungan mencari anak-anak mereka yang hilang.

Baca Juga: Keributan Terjadi di Al Aqsa, PM Israel Netanyahu Bersikeras Menolak Tekanan Internasional

Dijelaskan lebih lanjut, sebuah bom mobil diledakkan di depan sekolah Sayed Al-Shuhada dan dua bom lagi meledak ketika para siswa bergegas keluar karena panik. 

"Ledakan pertama sangat kuat dan terjadi sangat dekat dengan anak-anak itu sehingga beberapa dari mereka tidak dapat ditemukan," kata seorang pejabat Afghanistan, yang tidak mau disebutkan namanya melansir dari REUTERS.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa para korban adalah siswi yang akan pulang setelah menyelesaikan studi mereka.  Pada hari ini, warga sipil dan polisi mengumpulkan buku dan tas sekolah yang berserakan di jalan berlumuran darah.

Baca Juga: Ambisi Unicorn Tanpa Tanduk Rebut Kekuatan Kuda Poni, Sinopsis My Little Pony, Tayang di Trans TV

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kemudian menyalahkan gerilyawan Taliban akan adanya serangan bom ini, akan tetapi juru bicara kelompok itu membantah terlibat dan mengutuk setiap serangan terhadap warga sipil Afghanistan.

Sementara itu para pemimpin dunia menyesalkan kejadian tersebut ,Paus Fransiskus menyebut serangan itu sebagai tindakan tidak manusiawi dalam sambutannya kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan pada hari Minggu.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu dan mengungkapkan simpati terdalamnya kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Afghanistan.

Sementara di pihak keluarga korban menyalahkan pemerintah dan kekuatan Barat karena gagal mengakhiri kekerasan dan perang yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Spekulasi Berakhir, Puing Roket China Long March 5B Jatuh di Samudera Hindia dekat Maldives

Keamanan pun ditingkatkan  di seluruh Kabul setelah serangan itu meskipun pihak berwenang mengatakan tidak dapat menjamin sepenuhnya keamanan ke semua sekolah, masjid, dan tempat umum lainnya.

Konflik saat ini masih berkecamuk di Afghanistan. Pasukan keamanan hampir setiap hari terlibat pertempuran dengan Taliban yang berusaha menggulingkan pemerintahan saat ini yang didukung asing sejak tahun 2001.

Meskipun Amerika Serikat tidak memenuhi batas waktu penarikan 1 Mei yang disepakati dalam pembicaraan dengan Taliban tahun lalu,  proses penarikan militer AS telah dimulai, dan Presiden Joe Biden pun mengumumkan bahwa semua pasukan akan pergi pada 11 September.

Baca Juga: Bamsoet: Negara harus tegas dan Tanpa Kompromi Untuk Hentikan Teror KKB di Papua

Proses penarikan pasukan asing ini telah menyebabkan gelombang pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dan gerilyawan Taliban.

Duta besar China untuk Afghanistan, Wang Yu, mengatakan pengumuman penarikan pasukan AS secara tiba-tiba telah menyebabkan serangkaian serangan di seluruh negeri.

"China menyerukan pasukan asing di Afghanistan untuk mempertimbangkan sepenuhnya keamanan orang-orang di negara dan kawasan itu, menarik diri secara bertanggung jawab dan menghindari menimbulkan lebih banyak kekacauan dan penderitaan pada rakyat Afghanistan," katanya melalui Twitter.

India mengutuk terjadinya serangan bom ini, kematian lebih dari 50 gadis muda menjadikan ini serangan terhadap masa depan Afghanistan.

"Para pelakunya dengan jelas berusaha untuk menghancurkan prestasi yang susah payah dan diperoleh dengan susah payah yang telah dilakukan Afghanistan selama dua dekade terakhir," ujar Kementerian luar negeri India dalam rilisnya.

***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah