Mendobrak Batasan, Seorang Transgender Dirikan Madrasah Islam Transgender Pertama di Pakistan

- 22 Maret 2021, 12:15 WIB
Ilustrasi Madrasah Islam Transgender
Ilustrasi Madrasah Islam Transgender /hswajid/Pixabay

ZONABANTEN.com – Madrasah atau sekolah islam transgender pertama di Pakistan telah didirikan oleh seorang wanita bernama Rani Khan.

Dilansir dari Reuters, Khan mendirikan madrasah tersebut menggunakan tabungan pribadinya dan setiap hari ia memberikan pelajaran mengaji kepada murid di sekolah tersebut.

Seperti yang diketahui, di sekolah yang berbasis agama terutama di negara Muslim biasanya para transgender kesulitan beradaptasi karena cenderung dianggap menyimpang dari norma sosial.

“Kebanyakan keluarga tidak menerima orang transgender. Mereka mengusir mereka dari rumah mereka. Orang transgender beralih ke perbuatan salah,” ujar Khan sebagaimana dikutip ZONA BANTEN dari Reuters.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

“Dulu, saya juga salah satu dari mereka,” ungkapnya.

Khan membagikan pengalaman hidupnya sebagai seorang transgender dan menceritakan bagaimana dia tidak diakui oleh keluarganya pada usia 13 tahun dan dipaksa mengemis.

Pada usia 17 tahun, Khan bergabung dengan kelompok transgender dan memilih profesi sebagai penari di acara pesta. Ia kemudian memutuskan untuk berhenti karena ingin mendalami agama.

Khan belajar Alquran di rumah, dan bersekolah di sekolah agama, sebelum membuka madrasah dua ruangan pada bulan Oktober 2020.

"Saya mengajar Alquran untuk menyenangkan Tuhan, membuat hidup saya di sini dan di akhirat," ujar Khan.

Baca Juga: Kyuhyun Super Junior Bagikan Kisah Hubungan Asmara, Ungkap Pengalaman Sedih Diputuskan Mantan Kekasih

Ia mengatakan sekolah tersebut belum menerima bantuan dari pemerintah, meski beberapa pejabat berjanji akan membantu para siswanya mendapatkan pekerjaan.

Bersama dengan sejumlah sumbangan, Khan mengajari siswanya cara menjahit dan menyulam, dengan harapan dapat mengumpulkan dana untuk sekolah dengan menjual pakaian.

Parlemen Pakistan mengakui jenis kelamin ketiga pada tahun 2018, memberikan setiap individu hak-hak dasar seperti kemampuan untuk memilih jenis kelamin mereka pada dokumen resmi.

Meskipun demikian, transgender tetap terpinggirkan di negara ini, dan seringkali harus mengemis, menari, bahkan prostitusi untuk mencari nafkah.

Menurut Wakil Komisaris Islamabad, Hamza Shafqaat, m adrasah dapat membantu para transgender berasimilasi dengan masyarakat umum.

Baca Juga: Ternyata, Ini Penyebab Apple Didenda oleh Badan Perlidungan Konsumen Brasil

Ia berharap jika hal yang dilakukan oleh Rani Khan dapat menjadi contoh bagi masyarakat di kota lain.

Sebuah sekolah agama untuk transgender telah dibuka di Dhaka, ibu kota dekat Bangladesh, dan tahun lalu sebuah kelompok transgender Kristen membuka gerejanya sendiri di kota pelabuhan Karachi di selatan Pakistan.

Sensus Pakistan 2017 mencatat sekitar 10.000 transgender, meskipun kelompok hak transgender mengatakan jumlahnya sekarang bisa lebih dari 300.000 di negara berpenduduk 220 juta itu.

“Hati saya damai saat membaca Alquran,” kata salah satu siswa madrasah, Simran Khan.

"Ini jauh lebih baik daripada hidup yang penuh hinaan," tambahnya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x