Latihan Gabungan Militer Korsel - AS, Ahli: Korut Bisa Buat Alasan Untuk Kembangkan Nuklir

- 7 Maret 2021, 16:05 WIB
FOTO ilustrasi latihan perang.*
FOTO ilustrasi latihan perang.* / Pixabay /Military Material

ZONA BANTEN - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan memulai kembali latihan militer gabungan tahunan.

Latihan militer gabungan kedua negara tetap akan dilakukan meski di tengah situasi pandemi Covid-19.

Menanggapi latihan gabungan militer Korsel - AS, tetangga serumpun Seoul, Korea Utara menjadi berang.

Baca Juga: Jadi Sorotan, Simak Fakta Nadya Arifta Gadis yang Disebut Dekat dengan Kaesang Pangarep Geser Felicia Tissue

Sementara para ahli khawatir, latihan gabungan militer Korsel dan AS akan membuat Korut memiliki alasan untuk melanjutkan program nuklir.

Korut marah dan menyebut kedua negara mengadakan 'latihan untuk perang' meski akan digelar secara virtual.

Korsel dan AS akan memulai latihan militer tahunan mereka pada hari Senin, dengan skala yang lebih kecil di situasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pengen Cepat Kaya, Eh Dokter Ini Malah Beli Lampu Aladin Plus Jin Palsu!

Virtual latihan perang selama sembilan hari akan menjadi "latihan pasca komando yang disimulasikan secara komputer", kata para staf bersama dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Kantor berita Yonhap mengatakan latihan militer tidak akan termasuk manuver luar ruangan, sementara jumlah pasukan dan peralatan akan diminimalkan karena pandemi.

JCS mengatakan Korsel dan AS memutuskan untuk terus melakukan latihan "secara komprehensif mempertimbangkan situasi Covid-19, pemeliharaan postur kesiapan tempur, denuklirisasi semenanjung Korea dan pembentukan perdamaian".

Baca Juga: Tiga Kanker Tenggorokan Ini Lebih Sering Terjadi pada Orang dengan GERD, Ternyata Ini Alasannya

Sejak perang pecah di semenanjung Korea pada 1950-1953, militer AS telah mempertahankan posisinya di kawasan Korea Selatan.

Ada sekitar 28.500 tentara Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan.

Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan, telah mendapatkan kepercayaan publik karena menjadikan ketahanan militer sebagai tujuan utama pemerintahannya.

Baca Juga: Sinopsis Homefront: Aksi Jason Statham Nyamar jadi Anggota Geng Motor, Tayang di Trans TV

Sementara, latihan gabungan minggu ini akan memberikan kesempatan untuk menilai kesiapan Seoul untuk mengambil alih OPCON.

Bahkan sebelum pandemi, latihan telah dikurangi untuk memfasilitasi negosiasi AS yang bertujuan membongkar program nuklir Pyongyang.

Tetapi pembicaraan-pembicaraan itu telah berada di jalan buntu sejak KTT antara para pemimpin Korea Utara dan AS tidak menemui kesepakatan pada Februari 2019 setelah itu.

Baca Juga: Ternyata! Ini 5 Rahasia Orang China Pada Kaya, Salah Satunya Haram Berhutang

Presiden AS terdahulu, Donald Trump, menolak tuntutan pemimpin Korea Utara Kim Jong di sidang PBB untuk program bantuan, Trump menuntut Korut sebagai bagian pembicaraan denuklirisasi.

Namun pembicaraan menemui titik buntu, dan Kim berjanji pada bulan Januari untuk terus memperluas program senjatanya.

Sementara para ahli khawatir, Korea Utara dapat menggunakan alasan latihan militer Korsel dan AS yang akan datang untuk melanjutkan tes nuklir dan rudal.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah