Air Pendingin PLTN Fukushima Daiichi Berkurang, Diperkirakan Gempa Magnitudo 7.3 Memperparah Kerusakan

- 25 Februari 2021, 16:12 WIB
Ilustrasi PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).
Ilustrasi PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). /Pixabay/fietzfotos

ZONA BANTEN - Beberapa hari setelah gempa Fukushima-Miyagi pada 13 Februari 2021 lalu, Unit 1 dan Unit 3 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi mengalami pengurangan tingkat air.

Pada 18 Februari 2021 pada saat berbagai parameter unit PLTN dimonitor, diketahui bahwa pengurangan air tersebut terjadi.

Menindaklanjuti temuan tersebut, parameter unit-unit PLTN Fukushima Daiichi pun diperiksa ulang.

Pada pemeriksaan itu diketahui bahwa pengukur suhu bejana penahan utama (primary containment vessel) mengalami pengurangan.

Baca Juga: Tiongkok dan Enam Negara Lain akan Hancur Jika Perang Dunia 3 Terjadi

Penurunan ini terjadi pada unit 1 yang terdeteksi semenjak 15 Februari 2021 sementara unit 3 terdeteksi semenjak 17 Februari 2021.

Berdasarkan penilaian parameter terkait, semenjak 18 Februari 2021, pada 19 Februari 2021 ditetapkan bahwa terjadi pengurangan tingkat air pendingin di bejana penahan utama Unit 1 dan Unit 3.

Kejadian ini terjadi sekitar 5 hari setelah gempa bermagnitudo 7.3 di Fukushima dan Miyagi yang terjadi pada 13 Februari 2021 seperti yang sudah diberitakan sebelumnya pada "Gempa Magnitudo 7.1 di Dekat Reaktor Nuklir Fukushima Jepang".

Namun, berdasarkan inspeksi pada 13 Februari 2021, tidak ditemukan kelainan pada parameter peralatan injeksi air pendingin reaktor.

Baca Juga: Film 'Mission: Impossible 7' dan 'A Quiet Place 2' akan Tayang di Paramount+

Inspeksi secara visual juga menunjukkan bahwa air pendingin masih dimasukkan ke dalam reaktor dengan sesuai.

Pengurangan air pendingin ini diprediksi akibat perubahan pada bagian bejana penahan yang mengalami kerusakan saat terjadi gempa.

Sejauh ini, tidak ada perubahan temperatur yang signifikan. Perubahan lainnya juga tidak ditemukan di sekitar dan di luar situs PLTN ini.

Keisuke Matsuo, selaku juru bicara Tokyo Electric Power Co. (Tepco) dalam artikel USNews menyatakan bahwa penurunan air ini menandakan kerusakan pada bejana penahan utama tersebut diperparah oleh gempa magnitudo 7.3 itu. ***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: USnews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x