Kekacauan di Belanda Akibat Penolakan Aturan Jam Malam Masuk Hari Keempat, Ubah Kota Jadi Mirip Zona Perang

- 27 Januari 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Kekacauan di Belanda
Ilustrasi Kekacauan di Belanda /Twitter @263Chat


ZONA BANTEN - Kerusuhan masih terjadi di negara Belanda yang dipicu oleh penolakan warga terhadap pemberlakuan lockdown dan jam malam untuk memutus rantai penyebaran virus corona di negara tersebut.

Dilansir dari Express, warga Belanda mengecam keributan anti-lockdown di seluruh Belanda, ketika para pejabat menempatkan polisi anti huru hara di kota-kota besar dan kecil untuk memberlakukan jam malam akibat virus korona.

Petugas telah ditempatkan di jalan-jalan di Belanda dan kota-kota Belanda lainnya untuk mencegah lebih banyak kekerasan jika protes berlanjut untuk malam keempat.

Pada hari Senin 25 Januari 2021, total 184 orang ditangkap setelah kerusuhan terjadi tiga malam dan lebih dari 1.700 orang didenda karena melanggar jam malam yang diberlakukan pukul 21.00 sampai 04.30.

Baca Juga: Menelusuri Asal Usul Nama Panggilan Jokowi, Ternyata Diberikan oleh Orang Prancis

Pada hari Senin, kebakaran terjadi di jalan-jalan Den Haag saat kerumunan orang melemparkan botol ke arah petugas polisi.

Seorang wanita yang tinggal di dekat stasiun kereta Den Bosch mengatakan bahwa ia melihat jendela-jendela pecah dan kembang api meledak, seperti zona perang.

Walikota Eindhoven John Jorritsma juga mengatakan kepada wartawan pada Minggu malam bahwa para perusuh adalah ‘sampah dunia’.

Di Rotterdam, petugas menangkap 17 orang karena pelanggaran ringan sebelum jam malam diberlakukan kemarin.

Menteri Kehakiman Belanda Ferd Grapperhaus juga menyatakan para perusuh akan segera dikirim ke pengadilan dan bisa menghadapi hukuman penjara.

Baca Juga: Minta Anies Mundur, Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis Ditegur Wagub DKI 'Pahami Tugas Partai'

Kepala Kepolisian Nasional Willem Woelders mengatakan kerumunan kecil berkumpul di Rotterdam pada Selasa malam, tetapi bubar tanpa memicu insiden.

Wopke Hoekstra, Menteri Keuangan, berbicara kepada media Belanda yang mengecam para perusuh tersebut bahwa dia tidak menganggap para perusuh sebagai pengunjuk rasa, tetapi menyebut mereka sebagai ‘sampah’

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menambahkan di Twitter bahwa ‘kekerasan kriminal harus dihentikan’.

Serikat polisi juga menyebut kerusuhan itu sebagai yang terburuk yang pernah terjadi di negara itu dalam empat dekade.

Baca Juga: Tak Disangka! Menurut Penelitian di Kanada, Obat Asam Urat Ini Ampuh Atasi Covid-19

Kepala polisi Belanda, Henk van Essen mengutuk kekerasan itu, dengan mengatakan bahwa kekacauan itu tidak ada hubungannya lagi dengan hak untuk berdemonstrasi.

Anggota dewan polisi Koen Simmers berkata di program televisi Nieuwsuur bahwa sebelumnya mereka tidak melihat begitu banyak kekerasan terjadi dalam 40 tahun.

Kepala Kepolisian Daerah Belanda Utara, Anja Schouten menambahkan: “Saya bergabung dengan orang lain untuk memohon kepada para orang tua agar menjaga anak-anak mereka di rumah. Pastinya setelah jam 21.00, tetaplah di dalam rumah,” ujarnya seperti dikutip ZONA BANTEN dari artikel Express.

Kerusuhan meletus pada Sabtu setelah pihak berwenang Belanda mengumumkan jam malam untuk memutus penyebaran virus corona.

Baca Juga: Mudah! Tanaman Hias Alocasia Bisa Diperbanyak dengan Pemisahan Rimpang, Begini Caranya

Pusat pengujian virus korona di desa nelayan dibakar oleh para perusuh pada Sabtu malam.

Kemarin, Belanda mencatat 4.129 kasus lebih lanjut dan 40 kematian dalam 28 hari setelah tes virus korona positif.

Secara total Belanda telah mencatat 952.950 kasus dan 13.579 kematian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Institut Kesehatan Nasional di Belanda mengatakan sementara kasus menurun di negara itu dari minggu lalu, varian virus korona yang pertama kali dilaporkan di Inggris telah terdeteksi masuk di Belanda.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x