Joe Biden: Hari Tergelap Dalam Sejarah Amerika Serikat, Pendemo Pro-Trump Diperlakukan Secara Lunak

- 9 Januari 2021, 09:25 WIB
Joe Biden. (Instagram.com/@joebiden)
Joe Biden. (Instagram.com/@joebiden) /Instagram.com/@joebiden

ZONABANTEN.com - Pelanggaran Capitol AS: Joe Biden mengutuk 'hari-hari tergelap' dalam sejarah AS, mengatakan pengunjuk rasa pro-Trump diperlakukan secara lunak oleh penegak hukum.

Biden mengecam rekor presiden yang akan habis masa jabatannya, dengan mengatakan mantan maestro real estate itu telah 'melancarkan serangan habis-habisan terhadap institusi demokrasi kita sejak awal'.

Wilmington: Presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan Kamis bahwa Donald Trump telah memicu salah satu "hari paling gelap" dalam sejarah AS, sehari setelah perusuh pro-Trump menerobos masuk ke Capitol.

Capitol adalah sebutan untuk gedung kongres atau parlemen dimana para anggota House dan Senat berkantor.

Baca Juga: Buntut Kekerasan di Capiton Hill, Akun Twitter Donald Trump Ditangguhkan Permanen

Tetapi presiden terpilih itu mencemooh Trump karena mendorong para pendukungnya untuk tidak menerima kekalahannya dalam pemungutan suara, yang berakhir dengan kekacauan mematikan di Capitol.

Ratusan pengunjuk rasa mendobrak penghalang dan pintu untuk menyerbu kursi legislatif AS, tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diputar langsung di televisi.

"Kemarin, dalam pandangan saya, adalah salah satu hari tergelap dalam sejarah bangsa kita - serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap demokrasi kita," kata Biden.

Dia menuduh pihak berwenang memperlakukan pengunjuk rasa pro-Trump dengan lebih lunak daripada pengunjuk rasa anti-rasisme yang secara paksa dibubarkan oleh polisi di Washington dan kota-kota lain tahun lalu.

Baca Juga: Jack Ma Bukan Satu-Satunya, Sederet Miliarder China Ini Juga Pernah Hilang dari Muka Publik

Protes musim panas di Washington khususnya disambut dengan kekuatan besar penegak hukum federal dan Pengawal Nasional dibanding protes pendemo pro-Trump hari Kamis yang lalu.

"Kita semua tahu itu benar, dan itu tidak bisa diterima," katanya.

Serangan di Capitol, tempat Biden sebelumnya menjabat selama beberapa dekade sebagai senator, terjadi dua minggu sebelum dia menjabat, menyusul kemenangannya dalam pemilu 3 November atas Trump.

Trump dan pendukungnya mempertahankan, tanpa bukti, bahwa kemenangan Biden berakar pada penipuan besar-besaran.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: First Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x