Mengenang Politik Apartheid di Afrika Selatan dan Nelson Mandela

- 26 November 2020, 23:15 WIB
Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. /channel4.com

ZONABANTEN.com – Mengenang Politik Apartheid di Afrika Selatan dan Nelson Mandela. Ya, Afrika Selatan adalah salah satu negara tertua di benua Afrika.

Afrika Selatan memiliki 11 bahasa resmi, dan merupakan negara dengan penduduk kulit putih terbanyak di benua Afrika.

Afrika Selatan juga terkenal dengan kandungan berlian emas dan platinum.

Afrika Selatan juga pernah menjadi negara penyelengara Piala Dunia FIFA 2010 yang menghasilkan Spanyol sebagai jawaranya.

Baca Juga: Rekap Liga Champions UEFA Grup D, Liverpool Vs Atalanta 0-2, Ajax Tumbangkan Midtjylland 3-1

Selain dikenal sebagai penghasil pemain bola yang hebat seperti Mark Fish, Benni McCarthy, atau Steven Pienaar, negara penghasil berlian ini juga dikenal dengan politik apartheid.

Orang yang sangat merasakan getirnya apartheid adalah Nelson Mandela.

Nelson Mandela adalah orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan sebagai Presiden.

Baca Juga: Disinyalir Angka Golput Tinggi, Fraksi PSI Tangsel Ajak Warga Datang ke TPS

Mandela juga merupakan tokoh yang sangat berperan dalam penghapusan pengaruh apartheid di negara tersebut.

Apartheid, atau politik apartheid sendiri merupakan politik perbedaan warna kulit antara kulit hitam dan kulit putih.

Lantas, bagaimana apartheid bisa terjadi ?

Baca Juga: Lengkapi Syarat Ini, Bantuan Rp3,5 Juta dari Kemensos bisa Jadi Milik Anda

Awalnya, politik apartheid terjadi karena adanya perlakuan yang buruk dari kaum Inggris terhadap suku asli yang ada di Afrika Selatan atau sering disebut suku Bantu.

Pada tahun 1652, saat Belanda menjajah Afrika Selatan ternyata Inggris juga punya keinginan yang sama untuk menjajah negara tersebut.

Akhirnya pecahlah perang Boer pada tahun 1899-1902 antara Belanda dan Inggris.

Baca Juga: Biar Jodoh Kamu Dekat, Tips Ini Mungkin Membantu

Usai menang perang,  Inggris menguasai Afrika Selatan.

Diskriminasi oleh Inggris terhadap suku asli Afrika Selatan pun muncul.

Penduduk Afrika Selatan kemudian digolongkan menjadi empat golongan besar.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini Kamis 26 November 2020, Tegang! Elsa Keguguran, Rossa Tahu Andin Bunuh Roy

Pertama yaitu kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (suku asli di Afrika Selatan), orang Asia yang kebanyakan berasal dari Pakistan dan India, dan orang kulit berwarna atau berdarah campuran, dimana kelompok Melayu Cape termasuk di dalamnya.

Pemisahan suku yang dilakukan di Afrika Selatan ini, kemudian mendapat tanggapan dari dunia internasional. Majelis Umum PBB bahkan mengutuk perbuatan tersebut.

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Afrika Selatan juga mendapat tanggapan yang serius dari rakyat Afrika Selatan.

Baca Juga: Mau Dapat Bantuan Rp3,5 Juta dari Kemensos ? Begini Caranya

Disana kemudian sering terjadi gerakan-gerakan pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid.

Satu diantaranya yang paling terkenal adalah yang dipelopori oleh African National Congress (ANC) yang berada di bawah pimpinan Nelson Mandela.

Mandela di tahun 1961, memimpin aksi rakyat Afrika Selatan untuk tinggal di dalam rumah.

Aksi tersebut ditanggapi oleh pemerintah Apartheid dengan menangkap dan kemudian menjebloskan Mandela ke penjara Pretoria tahun 1962.

Baca Juga: Sinopsis Jodha Akbar Kamis 26 November 2020, Shareefuddin Tega Sakiti Bakhsi karena Gender Anaknya

Ia baru dibebaskan 28 tahun kemudian, atau tepatnya pada 11 Februari 1990 pada masa pemerintahan Frederik Willem de Klerk.

Nah, pembebasan Nelson Mandela rupanya membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam memperjuangkan penghapusan politik Apartheid.

Pada 2 Mei 1990, untuk pertama kalinya pemerintahan Afrika Selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat undang-undang non rasial.

Hasilnya, pada 7 Juni 1990, Frederik Willem de Klerk menghapuskan Undang-undang Darurat Negara yang berlaku hampir pada setiap bagian negara Afrika Selatan.

Baca Juga: Sinopsis Chandra Nandini Kamis 26 November 2020, Chandra Temukan Jalan rahasia dalam Pencarian

Pada 21 Februari 1991, UU tentang Apartheid dihapuskan, dan pada tahun 1994 diadakan pemilu pertama yang menghasilkan Nelson mandela keluar sebagai pemenang.

Nelson Mandela dinobatkan sebagai presiden kulit hitam pertama di benua Afrika yang mendapatkan Nobel Perdamaian.

Ini sekaligus menandai berakhirnya politik Apartheid di negara penghasil berlian itu.***

 

Editor: Julian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x