ZONABANTEN.com - Israel-Hamas setelah pertarungan selama 47 hari tanpa henti, akhirnya menyepakati gencatan senjata untuk pertama kalinya pada kemarin Rabu, 22 November 2023.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas ini merupakan gencatan senjata sementara yang akan berlangsung selama 4 hari.
Sebelumnya perundingan antara Israel dan Hamas telah terjadi dan menghasilkan kesepakatan bersyarat, yang ditengahi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Adapun syaratnya untuk gencatan senjata ini yaitu kedua belah pihak harus membebaskan tahanan/sandera dalam jumlah yang telah disepakati, selama hari gencatan senjata.
Hamas diketahui akan melepaskan 50 dari 250 sandera yang ditahan, sementara Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina. Adapun tahanan yang dilepaskan adalah wanita dan anak-anak.
Menurut Gedung Putih, tahanan yang akan dilepaskan Hamas tidak hanya warga Israel, tetapi juga warga asing dan warga Israel berkewarganegaraan ganda.
Baca Juga: Perhatian! Peserta Pemilu 2024 Kota Serang Dilarang Pasang APK di Tempat-Tempat Ini
Meskipun gencatan senjata akan berlangsung singkat, tetapi ini memberikan berkah tersendiri bagi warga Gaza yang telah terkepung selama lebih dari satu bulan.
Berbagai bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk selama gencatan senjata, bagi warga gaza yang telah kehabisan pasokan air, listrik, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya.
Tetapi meskipun begitu, pertanyaan selanjutnya kemudian muncul terutama tentang bagaimana nasib warga Gaza pasca gencatan senjata?
Banyak pihak yang berharap bahwa gencatan senjata ini akan menjadi awal dari akhir agresi Israel di Palestina, seperti yang diharapkan Rusia melalui juru bicaranya Dmitry Peskov.
"Hanya atas dasar jeda semacam inilah beberapa garis besar upaya penyelesaian berkelanjutan di masa depan dapat dibangun," kata Peskov
Tetapi Meski begitu, realisasi harapan tersebut nampaknya masih akan melalui banyak kesulitan dan rintangan.
Pasalnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan secara eksplisit bahwa ia belum mau menghentikan peperangan kecuali jika Hamas telah dihancurkan.
Kenyataan bahwa perang mungkin tidak akan berakhir setelah gencatan senjata, telah menjadi perhatian publik Internasional terutama Human Right Watch.
Human Right Watch untuk israel dan Palestina bahkan mengkritik gencatan senjata ini dengan mengatakan bahwa “manusia bukanlah alat tawar-menawar”.***