ZONABANTEN.com - Seorang petugas keamanan Joe Bidden telibat perkelahian dengan seorang demonstran, yang kemudian menjadi viral.
Dalam sebuah video yang telah beredar, terlihat petugas keamanan Joe Biden yang mendorong dan membanting dengan keras seorang demonstran di pinggir jalan.
Kejadian yang melibatkan petugas keamanan Joe Biden dan demonstran ini terjadi di Los Angeles, kala presiden Amerika Serikat itu melintas pada hari Rabu, 8 Juni 2022.
Baca Juga: Masa Rehabilitasi Selesai, Ardhito Pramono: Izinkan Saya untuk Kembali
Menurut laporan Fox News, seorang demonstran yang adalah seorang wanita ini diketahui melanggar blockade keamanan.
Wanita itu kemudian mendekati iring-iringan mobil dan menghalanginya, dengan membawa sebuah pengeras suara.
Dengan sigap seorang petugas keamanan terlihat menghadang demonstran tersebut, membawanya ke pinggir jalan, dan melumpuhkannya di sana.
Usut punya usut, demonstran yang melakukan perlawanan selama penangkapan tersebut, rupanya adalah seorang aktivis pejuang hak aborsi.
"Larangan aborsi tidak akan menghentikan aborsi,” kata wanita itu yang diteriakannya selama penangkapannya.
Tak lama setelah peristiwa ini, kepala komunikasi untuk Dinas Rahasia AS, Anthony Guglielmi mengeluarkan sebuah pernyataan.
"Tak lama setelah pukul 5 sore, seorang wanita dewasa memasuki jalan raya terbatas di sepanjang rute iring-iringan mobil di Chick Hearn Ct di Los Angeles”.
“Ketika wanita itu mendekati kendaraan yang lewat, seorang agen Dinas Rahasia Amerika Serikat dengan cepat memindahkannya dari jalan raya dan menahannya. Tidak ada dampak pada gerakan iring-iringan atau pelindung kami. Penyelidikan kami atas insiden ini sedang berlangsung," kata Anthony Guglielmi.
Baca Juga: Totalitas! V BTS Rela Terjang Badai Pasir Demi Suguhkan Visual yang Memukau untuk MV 'Yet to Come'
Joe Biden sendiri diketahui berada di Los Angeles untuk mengikuti KTT kesembilan Amerika. KTT seperti ini telah dilakukan sejak tahun 1994, untuk mempersatukan negara-negara di belahan barat.
KTT kali ini difokuskan untuk mempromosikan nilai-nilai pro demokrasi, dan koordinasi di antara para kepala negara dan pengusaha yang memiliki pengaruh akan hal itu.***