Apa Itu Waisak? Kenapa Umat Buddha Merayakannya?

16 Mei 2022, 12:46 WIB
Ilustrasi hari raya Waisak /Freepik/jcomp

ZONABANTEN.com - Tepat pada hari ini 16 Mei 2022, hari raya Waisak sedang dirayakan oleh umat Buddha seluruh Indonesia.

Hari raya Waisak sendiri sebenarnya tidak hanya dirayakan oleh umat Buddha Indonesia saja, tetapi juga umat Buddha seluruh dunia.

Sama seperti Idul Fitri bagi umat Islam, atau Natal dan Paskah bagi umat Kristiani, hari raya Waisak adalah hari yang penting dan sakral bagi umat Buddha.

Tetapi, mengapakah ini menjadi begitu penting bagi umat Buddha? Untuk mengobati rasa penasaran, ZONABANTEN.com telah merangkumkan sejumlah informasi mengenai hari raya Waisak.

Baca Juga: Menarik! CGV Indonesia Sekarang Hadirkan Makanan Korea

Waisak atau disebut juga Wesak, Vesak, Vaishaka, atau Veshaka, adalah hari perayaan umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting.

Tiga peristiwa penting itu diantaranya adalah kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha Gautama, yang diperkirakan terjadi pada abad 5 SM.

Buddha Gautama sendiri merupakan sosok central nan penting dalam ajaran Buddhisme. Ia disakralkan bukan hanya karena pencerahan yang dialaminya, tetapi juga karena Ia adalah pendiri ajaran ini.

Buddha Gautama memiliki nama asli Siddharta Gautama. Ia awalnya adalah seorang pangeran Hindu, hingga memutuskan untuk melepas kekayaannya dan tahtanya.

Baca Juga: Xavi Terus Berjuang untuk Menemukan Messi Baru di Barcelona

Beberapa literatur mengatakan, bahwa sebelum kelahiran Siddharta Gautama, ada sebuah ramalan yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi raja yang hebat dan pemimpin spiritual yang agung.

Tetapi ayahnya kemudian menjadi takut, jika Siddharta Gautama akan mengalami penderitaan dunia, sehingga ia memutuskan melindunginya dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan.

Tetapi setelah 29 tahun, Siddharta memutuskan menerobos perlindungan ayahnya, dan melihat yang umat Buddha sebut sebagai 4 tanda, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa religius.

Melihat hal itu, Siddharta menyadari bahwa dirinya juga bisa menjadi tua, jatuh sakit, dan mati, sehingga ia akan kehilangan semua hal yang dicintainya.

Baca Juga: Tak Terkalahkan! Iga Swiatek Jadi Juara Italian Open 2022

Ia juga menyadari bahwa kehidupan yang ia alami tak bisa lepas dari penderitaan, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti teladan pertapa religius.

Ia melakukan disiplin dengan cara yang berbeda, hingga mencapai pencerahan melalui caranya sendiri. Ia pun kemudian dikenal sebagai Buddha, yang berarti “terbangun” atau “tercerahkan”.

Hari raya Waisak selalu jatuh pada masa bulan purnama di bulan lunar Vesakha dalam kalender Buddha, biasanya terjadi sekitar April atau Mei.

Meskipun tradisi merayakan perayaan ini sudah berlangsung selama berabad-abad, tetapi konferensi untuk membahas hal ini baru terjadi pada tahun 1950 di Sri Lanka, oleh Persekutuan Buddhis Sedunia.

Baca Juga: BLACKPINK Juga Sering Nonton Netflix? Simak 8 Film Netflix Favorit Anggota BLACKPINK

Baru pada tahun 1999, Majelis Umum PBB melalui resolusi 54/115, mengakui hari raya Waisak secara Internasional.

Tradisi merayakan Waisak biasanya berbeda-beda, tergantung lokasi dimana perayaan umat Buddha itu dirayakan.

Tetapi di Indonesia sendiri, umat Buddha biasanya akan berkumpul di Candi Borobudur untuk memperingati perayaan Waisak ini.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Britannica un.org worldhistory.org

Tags

Terkini

Terpopuler