Perang Rusia-Ukraina Paksa Muslim Timur Tengah Berhemat Saat Ramadhan

1 April 2022, 16:37 WIB
Perang Rusia-Ukraina mempengaruhi perayaan Ramadhan di Timur Tengah /Gambar oleh Antonio Cansino dari Pixabay

ZONABANTEN.com - Perang Rusia-Ukraina benar-benar berdampak ke berbagai sektor. Salah satunya sektor pangan yang cukup berpengaruh pada perayaan Ramadhan kali ini.

Terkhusus di Timur Tengah, Perang Rusia-Ukraina telah memaksa sejumlah keluarga Muslim Timur Tengah untuk berhemat di bulan suci ini.

Jika biasanya setiap keluarga merayakan sahur pertama mereka dengan menu yang mewah, maka Perang Rusia-Ukraina mengharuskan mereka untuk puas dengan menu seadanya.

Dari Lebanon, Tunisia, hingga Somalia, harga kebutuhan pokok telah menanjak tajam sejak invasi negara beruang putih itu ke tetangganya.

Baca Juga: Viral Tuan Krab Kanibal, Ini Fakta Sesungguhnya

Di Palestina bahkan kenaikan harga kebutuhan pokok telah menembus angka 11 persen, menurut otoritas setempat.

"Harga tinggi mempengaruhi dan merusak semangat Ramadhan," kata Sabah Fatoum, seorang penduduk Jalur Gaza, Palestina.

"Kami mendengar bahwa harga akan naik lebih banyak lagi, dan itu menjadi beban bagi orang-orang," katanya lebih lanjut kepada Agence France-Presse.

Rusia dan Ukraina dikenal sebagai negara penghasil biji-bijian terbesar di dunia, dan menjadi lumbung pangan utama dunia.

Terhambatnya arus ekspor-impor akibat perang dan sanksi Internasional, tentu akan mempengaruhi kondisi pangan dunia.

Baca Juga: Daftar Harga Daging Sapi dan Daging Ayam Hari ini, Jumat 1 Maret 2022, Apakah Harganya Naik atau Turun?

Perang ini telah memicu kekhawatiran adanya krisis kelaparan global, terutama di Timur Tengah dan Afrika, yang dampaknya telah terasa.

Hal ini bahkan sudah mulai terasa di salah satu negara termiskin di Timur Tengah, Yaman yang selama beberapa dekade telah hancur akibat perang saudara.

Sebanyak sepertiga gandum di negara itu bergantung pada impor dari Ukraina, yang mana invasi Rusia pastinya akan sangat berdampak.

Mohsen Saleh, seorang penduduk ibukota Yaman, Sanaa mengaku bahwa harga pangan selalu naik di bulan Ramadhan, tetapi tahun ini telah meningkat dengan tidak biasa.

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Awal Ramadhan 2022, dengan Digelarnya Rukyatul Hilal di 101 Titik

"Situasi ekonomi sangat sulit. Kebanyakan orang di Yaman miskin dan kelelahan," kata pria berusia 43 tahun itu.

Kesulitan juga dirasakan di Suriah, dimana 60 persen dari populasi negara itu telah menjadi rawan terhadap krisis pangan.

Masyarakat semakin tersiksa dengan harga minyak goreng yang telah naik sebanyak dua kali lipat, ditambah dengan penjualannya yang mulai dibatasi.

Saya pikir Ramadhan lalu akan menjadi yang paling hemat, Tapi sepertinya tahun ini kami akan menghapus lebih banyak hidangan dari daftar kami,” kata Basma Shabani, seorang warga Damaskus berusia 62 tahun.

Baca Juga: Daftar Harga Minyak Goreng Hari Ini, Jumat 1 April 2022, Sudah Siapkan Stok untuk Bulan Ramadhan?

Seorang dermawan asal Tunisia, Mohamed Malek (20) bahkan harus mulai berpikir untuk dirinya sendiri, akibat kesulitan pangan yang melanda.

"Keranjang sumbangan kami biasanya penuh dalam satu jam, tetapi tahun ini tidak demikian. Beberapa orang bahkan mengatakan kepada kami 'mari kita cari makanan untuk diri kita sendiri dulu'," katanya kepada Agence France-Presse.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: France 24

Tags

Terkini

Terpopuler