20 Warga Argentina Meninggal Sehabis Mengonsumsi Kokain, Diduga Keracunan

3 Februari 2022, 20:00 WIB
Sebanyak 20 orang meninggal akibat menelan kokain yang diduga beracun /Unsplash

ZONABANTEN.com – Setidaknya 20 orang telah meninggal dan 74 berada dalam kondisi kritis di Argentina setelah menelan kokain yang diduga dicampur dengan zat beracun.

Sejumlah warga yang menanti kabar terbaru mengenai para korban yang mengonsumsi kokain telah menunggu di luar beberapa rumah sakit di ibu kota Buenos Aires. Dari semua rumah sakit tersebut, tiga di antaranya melaporkan beberapa kematian serta keracunan serius.

Dari seluruh korban yang dirawat di rumah sakit akibat mengkonsumsi koain beracun, setidaknya 18 dari mereka membutuhkan intubasi, menurut otoritas yang menangani kasus tersebut.

Baca Juga: Kuil Buddha Tertua di Dunia Berhasil Ditemukan, Ini Dia Informasi Lengkapnya

Seorang Ibu, Beatriz Mercado mengungkapkan bahwa ia menemukan salah satu korban, yaitu putranya yang berusia 31 tahun, terbaring dalam posisi telungkup di lantai dapur akibat memakan zat beracun yang dimasukan di kokain.

"Dia hampir tidak bernapas, matanya berputar ke belakang," ucapnya, seperti yang dilansir oleh Zonabanten.com dari Al Jazeera. Kini, setelah insiden tersebut, anaknya dirawat di rumah sakit dengan bantuan alat penopang hidup.

Pihak berwenang sedang berupaya untuk menemukan jenis zat yang mencemari substansi tersebut. Mereka juga memperingatkan siapa pun yang membeli obat itu dalam 24 jam terakhir untuk membuangnya pada hari Rabu lalu.

Baca Juga: 12 Migran Mati Membeku Dekat Perbatasan, Turki - Yunani Saling Tuduh

Kepala keamanan untuk provinsi Buenos Aires, Sergio Berni, mengatakan kepada saluran televisi Telefe bahwa pihak berwenang sedang mengupayakan pencarian narkoba yang tercemar agar dapat dihapus dari peredaran.

Sementara ini, sampel yang ditemukan telah dikirim ke laboratorium di La Plata untuk dianalisis lebih lanjut.

Sementara itu, polisi telah menangkap sebanyak 12 orang di bagian Tres de Febrero Partido, San Martin. Aksi tersebut memicu reaksi dari warga lingkungan, yang membakar ban untuk memblokir jalan sebagai tanda protes terhadap apa yang mereka anggap penahanan acak orang tak bersalah.

Pejabat pengadilan mengatakan bahwa salah satu teori atas terjadinya kasus tersebut adalah konflik antar penyelundup. Namun jaksa penuntut umum San Martin, Marcelo Lapargo, mengatakan bahwa teori tersebut hanya berstatus sebagai dugaan pada saat ini.

Baca Juga: Kekejaman Terhadap Hewan Meningkat, Rakyat Korea Minta Hukuman yang Lebih Serius untuk Pelaku

Menurut Marcelo, di tengah kekhawatiran meningkatnya jumlah korban, perhatian utama pihak berwenang saat ini adalah komunikasi, sehingga mereka yang memiliki substansi beracun tersebut tahu bahwa mereka tidak boleh mengonsumsinya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler