Duka Mendalam Orang Tua di Afghanistan, Terpaksa Jual Ginjal dan Anak demi Bertahan Hidup

27 Januari 2022, 19:35 WIB
Untuk bertahan hidup, orang tua dan masyarakat di Afghanistan dengan berat hati relakan ginjal dan anaknya untuk dijual. /Ilustrasi/Pexels/Samer Daboul

ZONABANTEN.com - Masyarakat dan warga Afghanistan sudah merasa putus asa. Mereka terpaksa memilih langkah ekstrem dengan mengorbankan diri maupun keluarganya untuk bertahan hidup

Afghanistan, negara di mana begitu banyak nyawa dikorbankan akibat konflik selama puluhan tahun dengan koban baik tentara maupun warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengumumkan bahwa Afghanistan merupakan negara dengan tingkat bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga: Barat Tekan Afghanistan, Terkait Hak Asasi Manusia dan Pendidikan untuk Wanita

Menjadi negara termiskin di Asia, masyarakat Afghanistan mau tak mau menempuh langkah-langkah yang lebih ekstrem untuk bertahan hidup.

Keadaan ini terjadi disebuah desa kecil komunitas desa kecil di luar Herat, kota di Afghanistan.

Banyak anak atau balita ditemukan meninggal akibat kelaparan dan orang tua terpaksa menjual anak-anaknya untuk menghindari kejadian serupa.

Deretan orang-orang dari berbagai usia dan dengan berbagai penyakit kronis kerap terlihat jika menyambangi desa ini.

Daerah ini tampak benar-benar tandus, tanpa air atau rerumputan hijau maupun pohon. Dalam banyak kasus, satu-satunya mata uang yang dimiliki keluarga-keluarga ini adalah organ mereka.

Baca Juga: Shandy Aulia Dicecar 17 Pertanyaan Atas Laporan Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik

Kemiskinan ekstrim ini telah mendorong lebih banyak orang masyarakat menuju meja operasi untuk mencoba melunaskan utang dan menyediakan makanan untuk diri sendiri maupun keluarga.

Dalam satu kasus, tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan rela menjual organ ginjal mereka seharga sekitar £1150 atau setara Rp22 juta per ginjal untuk membeli makanan bagi anggota keluarga lainnya.

Salah satu warga menunjukan bekas jahitan operasi dari pengangkatan ginjalnya Tangkapan layar Sky News

Seperti pasangan suami istri yang mau tak mau menjual ginjalnya, dan saat ini yang tersisa hanyalah delapan anaknya yang kemungkinan besar menunggu giliran untuk dijual.

Baca Juga: Dibayangi Bencana Kemanusiaan, AS Kirim Bantuan Dana Jutaan Dolar ke Afghanistan

"Sekitar enam bulan yang lalu, putra saya yang berusia tiga tahun meninggal karena kelaparan. Saya tidak bisa melihat mereka semua kehilangan nyawa, setidaknya dengan cara ini, orang lain akan memberi anak kami makan," ujar ibu dengan pilu.

Suaranya pecah karena emosi. Suaminya memberi tahu bahwa ia belum memutuskan anak mana yang akan dijual, tetapi karena keputusasaan tersebut, mereka akan menjual anak-anaknya dibawh dai harga organ ginjal.

"Saat ini saya tidak punya apa-apa lagi untuk dijual. Kami terpaksa harus menjual anak-anak kami sekarang. Saya tidak bisa tidur setiap malam dengan mereka menangis karena lapar," lanjut sang ayah.

Mirisnya saat ini masyarakat banyak mengeluh karena harga jual organ alami penurunan yang sebelumnya £ 1.500 atau $2.000 setara Rp28 juta sampai Rp38 juta turun menjadi £ 1.150 atau $1.500 yakni Rp22 juta sampai Rp28 juta.

Baca Juga: Kemlu Tekankan RI Tidak Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

Tidak hanya keluarga saja yang rela melakukan hal tersebut, sekolompok wanita di pinggiran kota Herat juga telah menjual ginjal mereka.

Banyak dari mereka masih berusia remaja atau berada di awal dua puluhan, bahkan sudah memiliki banyak anak.

"Kami tidak punya pilihan lain, Kami melakukan ini untuk memberi makan anak-anak kami ataupun untuk diri sendiri," ujar salah satu dari mereka.

Seorang ibu remaja memberi tahu bahwa dia telah dioperasi sekitar sebulan yang lalu. Bekas lukanya yang merah dan marah sepertinya mendukung hal ini.

Baca Juga: Hwiyoung dan Chani SF9 Dihukum Karena Langgar Peraturan COVID-19

Beberapa tetua melakukan yang terbaik untuk mencoba membujuk orang tua di desa itu untuk tidak menjual anak-anak mereka.

"Saya mendesak dunia, tolong jangan tinggalkan kami sendiri. Hentikan tragedi orang yang menjual anak-anak mereka atau bagian dari tubuh mereka. Afghanistan membutuhkan bantuan," ujarnya memohon meminta pertolongan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler