Kesaksian Korban Perang Timur Tengah di Yaman dalam Serangan Koalisi Arab Saudi: Saya Menangis Minta Tolong

25 Januari 2022, 11:04 WIB
Kesaksian Korban Perang Timur Tengah di Yaman dalam Serangan Koalisi Arab Saudi: Saya Menangis Minta Tolong. /Tangkapan Layar Video Reuters /

ZONABANTEN.com - Perang Timur Tengah kembali bergejolak dalam menjelang akhir Januari 2022.

Koalisi Timur Tengah pimpinan Arab Saudi dan kelompok milisi Houthi di Yaman saling serang dalam sepekan terakhir.

Korban warga sipil terus berjatuhan akibat konflik perang saudara di Yaman yang turut diintervensi oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab itu.

Muhammad al-Khulaidi adalah salah satu korban perang Timur Tengah di Yaman dalam serangan koalisi pimpinan Arab Saudi pada Jumat, 21 Januari 2022.

Baca Juga: Arab Saudi Dibombardir Rudal Balistik, Galang Dukungan dari Dewan Keamanan PBB, Waspada Perang Timur Tengah!

Dia merupakan narapidana, bersama empat temannya sedang mengobrol soal kehidupan setelah keluar dan pulang ke rumah bertemu anak-anak mereka.

Kemudian, serangan udara pertama menghantam. Tiga dari mereka termasuk di antara sedikitnya 60 orang yang tewas dalam serangan tersebut.

Itu adalah serangan udara paling mematikan di Yaman dalam lebih dari dua tahun terakhir, tulis Yahoo News mengutip video Reuters, 24 Januari 2022.

Serangan itu terjadi dalam konflik tujuh tahun antara koalisi dan kelompok Houthi, dalam eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Khulaidi beruntung bisa selamat dengan melompat dari lantai dua penjara di Saada, wilayah utara Houthi. Namun, dia harus menerima kakinya patah.

"Saya mencoba melepaskan kaki saya dari bawah pilar dan pesawat tempur terus membombardir kami," ceritanya bersaksi tentang perang itu.

Baca Juga: Arab Saudi Pinta Seluruh Dunia Mengutuk Houthi Setelah Kirim Rudal Balistik, Perang Apa Ini?

"Saya mencoba dan mencoba, dan saya mengeluarkan puing-puing dari bawah kaki saya, dan keluar," ucapnya.

"Saya tidak bisa membantu teman-teman saya karena kaki saya patah," kata Khulaidi melanjutkan.

"Saya menangis kepada orang-orang untuk meminta bantuan ketika pesawat tempur terus menyerang, dan menghantam bangsal lainnya," ujarnya menahan sakit.

Kelompok Houthi ternyata tidak tinggal diam. Pada 24 Januari 2022, mereka mengumumkan telah menembakkan rudal balistik Zulfiqar.

Rudal balistik itu menyerang pangkalan udara di Abu Dhabi yang digunakan oleh Amerika Serikat, dan target lainnya.

Uni Emirat Arab termasuk bagian dari koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Tapi, mereka mengklaim telah menggagalkan serangan itu.

Baca Juga: Wow! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Bangun Hotel Super Mewah dari Tiga Istana Bersejarah

Namun, sebelumnya serangan balasan dari Houthi telah menewaskan tiga orang di UEA, pekan lalu.

Houthi yang bersekutu dengan Iran mengatakan Abu Dhabi harus membayar dukungannya pada koalisi yang mencegah mereka merebut wilayah minyak.

Mereka mencoba untuk menjatuhkan reputasi UEA sebagai tempat yang aman, serta pusat pariwisata dan perdagangan internasional.

Baru-baru ini, Arab Saudi pun mengutuk bombardir rudal balistik dari kelompok Houthi yang menyerang wilayah selatan kerajaan tersebut.

Konflik ini sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Jutaan orang jadi korban, dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler