Simak! Vaksin Pfizer Lindungi Anak-anak dari Komplikasi Langka Virus COVID-19 Ini

10 Januari 2022, 11:38 WIB
Simak! Vaksin Pfizer Lindungi Anak-anak dari Komplikasi Langka Virus COVID-19 Ini/Ilustrasi dari August de Richelieu/Pexels /

ZONABANTEN.com - Sebuah pengungkapan baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa dua dosis vaksin Pfizer Covid dapat membantu melindungi kondisi langka tetapi seringkali serius, pada anak-anak. 

Para ahli percaya bahwa kondisi ini menyebabkan peradangan organ beberapa minggu setelah infeksi Covid.  

Hal ini muncul setelah sebuah penelitian yang menyimpulkan bahwa vaksin tersebut 91 persen efektif dalam mencegah sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak berusia 12 hingga 18 tahun. 

Sindrom tersebut menyebabkan peradangan pada anak-anak pada organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal dan otak.

 Baca Juga: Warga Anti Vaksin di Eropa Lakukan Aksi Protes Atas Mandat Pemerintah Tentang Vaksinasi Nasional

Penelitian ini melibatkan 283 pasien rawat inap berusia 12-18 tahun.

Mereka berada di 24 rumah sakit anak yang berbeda di 20 negara bagian antara Juli dan awal Desember.

Sesuai penelitian, anak-anak berusia 5-11 tahun berada pada risiko tertinggi untuk sindrom inflamasi ini.

Sementara itu, FDA dan CDC telah menyarankan suntikan booster Pfizer untuk anak-anak berusia 12 tahun ke atas.

Suntikan booster akan diberikan setidaknya lima bulan setelah dua dosis diberikan.

Baca Juga: Dampak Peningkatan Kasus Covid-19, Pemerintah Kuwait Imbau Warga untuk Patuhi Protokol Kesehatan

Keputusan itu diambil setelah panel penasehat CDC, memberikan suara 13-1 mendukung dosis booster.

Vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan mitranya BioNTech adalah satu-satunya pilihan AS untuk anak-anak dari segala usia.

Menurut CDC, sekitar 13,5 juta anak berusia 12 hingga 17 tahun, lebih dari setengah kelompok usia tersebut, telah menerima dua suntikan Pfizer.

Kasus Covid global mengalami lonjakan akibat varian Omicron.

Otoritas kesehatan telah memperingatkan bahwa penularannya yang sangat tinggi dapat membanjiri banyak sistem kesehatan. ***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Wio News

Tags

Terkini

Terpopuler