Bencana Iklim Berdampak Ribuan Juta Jiwa di Kawasan Asia–Pasifik

31 Desember 2021, 22:31 WIB
Anak-anak bermain di antara pohon bakau yang mulai tumbuh hasil konservasi warga setempat di Pantai Dupa, Palu, Sulawesi Tengah/ANTARA NEWS /

ZONABANTEN.com – Bencana Iklim merupakan indikasi perkembangan kondisi alam dan lingkungan ditinggali manusia di permukaan bumi.

Bencana iklim ini dipengaruhi karena tidak mantapnya kondisi cuaca dan iklim bumi khususnya akhir abad lalu hingga sekarang.

Bencana Iklim ini ditunjukan dengan terjadinya awal dan panjang musim yang tidak beraturan untuk kawasan Asia–Pasifik.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata Binatang Ini Telah Menyebabkan Lebih dari 100 Kebakaran Rumah di Korea Selatan!

Seperti dilansir dari ANTARANEWS, Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memberi pernyataan tentang dampak bencana yang disebabkan oleh ketidakpastian iklim di kawasan Asia-Pasifik di tengah pandemi COVID-19.

"IFRC telah meluncurkan 26 operasi baru di 2021 yang dari jumlah tersebut 15 respon (operasi) terfokus pada bencana iklim. Sekitar 21 respon bencana masih dilakukan oleh IFRC dari tahun sebelumnya di berbagai wilayah Asia dan Pasifik," ujar Kepala Operasi Tanggap Darurat IFRC, Jessica Letch dalam siaran persnya.

Dalam penyataan lebih lanjut pada wartawan, Jessica Leth menunjukan kawasan Asia sebagai kawasan terdampak dengan puluhan juta jiwa akibat bencana banjir dan badai siklon

Hal ini sesuai dengan informasi dari Bidang Pengelolaan Bencana Pemerintah India.

Baca Juga: Woozi Seventeen Keluarkan Mixtape, Carat Tak Sabar

Pada bagian lain kawasan di Bangladesh, dalam beberapa pekan jelang akhir tahun, lebih dari 500 ribu penduduk terdampak bencana banjir.

Sedangkan di Nepal hampir satu pertiga kawasan negara terkena dampak banjir dan tanah longsor di luar musim hujan.

Menurutnya, di tahun 2021 bersamaan pandemi COVID-19 puluhan juta jiwa yang tinggal di wilayah Asia merasakan dampak bencana yang datang silih berganti.

Satuan Kesehatan Darurat IFRC merinci laporan bencana iklim yang datang terus menurus dan sulit diperkirakan.

Baca Juga: Tambah Rekor Baru! MV ‘Feel Special’ Milik TWICE Telah Berhasil Melampaui 400 Juta Tayangan di YouTube

Kondisi yang demikian menurutnya akan memberi dampak pada kenyamanan hidup masyarakat yang tinggal di India, Indonesia, Nepal, hingga Bangladesh.

Selain itu Jessica juga merinci kondisi di daratan Tiongkok yang ternyata sekitar 13,9 juta jiwa terdampak banjir di Juli 2021.

Selain itu, Indonesia juga terdampak bencana banjir yang terjadi hingga akhir tahun 2021 dari data dari BNPB Indonesia.

Di Afganistan, kekeringan berpengaruh pada perekonomian yang memberi dampak pada 22.8 juta penduduk, berdasarkan laporan yang berasal dari Integrated Food Security.

Baca Juga: Shin Tae Yong Percaya Diri Bisa Balas Kekalahan dari Thailand di Final Piala AFF 2020, Ini yang Dilakukannya

Sedangkan di Thailand hampir lebih sekitar satu juta warga terkena dampak bencana banjir.

Serta di Filipina kurang lebih 500 ribu warga terkena dampak banjir dan taifun, sedangkan di Myanmar lebih dari 125 ribu jiwa terdampak banjir.

Untuk negara-negara yang tersebar di beberapa kepulauan di kawasan Samudera Pasifik, dampak bencana banjir, ditambah giatnya badai tropis dan meningkatnya ketinggian ombak juga berkontribusi menjadi gangguan bagi warga yang tinggal di kawasan tersebut.

"Merespon bencana yang kompleks di tengah pandemi COVID-19 serta iklim yang sulit diprediksi memicu munculnya bencana banjir dan badai yang berdampak kepada jutaan jiwa," ujarnya.

Baca Juga: Benarkah dengan Menjepit Hidung akan Membuat Hidung Menjadi Lebih Mancung?

Sebagai akhir pernyataan, Jessica memberi penjelasan tentang investasi IFRC pada tata cara peringatan dini bencana iklim yang diharapkan dapat menyiapkan warga/komunitas untuk bertindak sebelum bencana terjadi dan mengurangi kerugian akibat risiko dari perubahan iklim.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler