Menolak Kerja Sama dengan Perusahaan Lain, Moderna dapat Peringatan dari Pemerintah AS

13 Oktober 2021, 20:54 WIB
Vaksin Moderna. /Pixabay

ZONABANTEN.com – Tingkat vaksinasi di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara kaya lain sudah jauh lebih tinggi dibandingkan negara berpenghasilan rendah.

Beberapa ahli kesehatan mengungkapkan bahwa hal itu disebabkan produsen vaksin belum mau berbagi teknologi dan pengetahuan dengan perusahaan lain.

The Global South telah menjadi rumah bagi perusahaan yang memproduksi vaksin dan produk serupa. Perusahaan-perusahaan tersebut tentu akan menghasilkan vaksin Covid-19 jika diizinkan.

Baca Juga: UPDATE Klasemen PON XX Papua 13 Oktober 2021: Jawa Barat Memimpin Jauh dengan 323 Medali

Namun, sebagian besar produsen vaksin belum mau membagikan kekayaan intelektualnya, yang mana tentu sangat diperlukan untuk memproduksi vaksin dalam skala besar.

Salah satu pendiri Moderna, Noubar Afeyan mengatakan jika perusahaan mereka lah yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan vaksin yang mereka kembangkan sendiri.

Afeyan mengingatkan janji Moderna untuk tidak menegakkan peraturan hak kepada produsen vaksin Covid-19 lainnya.

Baca Juga: Selamat! Indonesia Jadi Juara Grup A dan Lolos Perempat Final Thomas Uber Cup 2020

“Kami tidak perlu melakukan itu,” kata Afeyan.

“Kami pikir itu benar, hal yang bertanggung jawab untuk dilakukan. Kami ingin dapat membantu dunia,” tambahnya.

Afeyan mengatakan bahwa ia percaya diri dengan kemampuan Moderna membangun kapasitas produksi yang cukup dalam upaya vaksinasi skala global tanpa mengandalkan perusahaan lain.

Ia juga mengatakan jika Moderna telah mengalami perkembangan pesat. Perusahaan itu telah memiliki satu miliar dosis vaksin hanya dalam waktu satu tahun.

Baca Juga: Agnez Mo Berpacaran dengan Adam Rosyadi, Kenali 5 Mantan Terkenalnya, Salah Satunya Deddy Corbuzier

Ia berharap Moderna dapat melanjutkan tren tersebut dan terus meningkat hingga target 2 miliar dosis pada 2022.

“Kami pikir kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk membantu masyarakat dalam pandemi ini,” kata Afeyan dilansir ZONABANTEN.com dari AP (Associated Press).

Afeyan merupakan salah satu pendiri Moderna pada tahun 2010 lalu sebagai perusahaan yang didedikasikan untuk teknologi mRNA.

Baca Juga: Adam Rosyadi, Putuskan Ganti Nama saat Berpacaran dengan Agnez Mo dan Unggah Permintaan Maaf ke Mamanya

mRNA atau Messenger RNA merupakan materi genetik yang dapat mendorong sel tubuh menghasilkan protein spesifik seperti yang terdapat pada protein coronavirus.

Protein itu digunakan tubuh sebagai bentuk imunitas terhadap Covid-19.

Berkaca dari sejarah Moderna dengan teknologi tersebut, Afeyan mengatakan jika perusahaan memiliki keunggulan dan kapasitas untuk bisa menghasilkan vaksin mRNA dalam skala besar.

Vaksin Covid-19 berbasis mRNA saat ini adalah satu-satunya produk komersial perusahaan.

Baca Juga: Author Yu-Gi-Oh! Kazuki Takahashi akan Terbitkan Manga Spider-Man dan Iron Man pada Tahun 2022

Menurut Wall Street Journal, perusahaan mendapat pemasukan sebesar 1,73 miliar dolar AS hanya pada kuartal pertama tahun 2021.

Sejauh ini perusahaan hanya mengirimkan satu juta dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Dilansir ZONABANTEN.com dari New York Times, Pfizer telah mengirimkan sekitar delapan juta dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah sementara Johnson & Johnson telah mengirim 25 juta dosis.

Baca Juga: Agnes Mo Pacari Adam Rosyadi, Siapa Dia? Berikut 5 Fakta Mengejutkan Sang Brondong

Beberapa pejabat AS saat ini memberikan peringatan pada Moderna untuk segera mengirimkan lebih banyak dosis ke luar negeri.

Selain itu, Moderna juga telah menjanjikan dosis ke negara-negara lain melalui pemerintah AS dan COVAX, namun belum juga terealisasi.

Bahkan, negara-negara seperti Botswana dan Tunisia masih menunggu pengiriman Moderna hingga saat ini.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: dailymail.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler