3 Fakta Dibalik Masyarakat Percaya Pada Mistis, Simak Penjelasannya

- 21 Desember 2021, 09:03 WIB
Zuhri -3 Fakta Dibalik Masyarakat Percaya Pada Mistis
Zuhri -3 Fakta Dibalik Masyarakat Percaya Pada Mistis /Pixabay

ZONABANTEN.com - Pada era modern saat ini, sebagian masyarakat percaya pada mistis sebagai suatu kenyataan yang mempengaruhi persepsi dan perilaku sosialnya.

Beberapa fenomena alam dan gejala sosial sering dikaitkan dengan hal-hal supranatural, hal ini mengindikasikan sebagian masyarakat percaya mistis.

Perilaku masyarakat yang percaya mistis ini tentu memiliki jejak landasan tersendiri, sehingga mistisisme mendapat perhatian khusus bagi sebagian orang.

Dirangkum dari beberapa literatur ilmiah, berikut 3 fakta dibalik fenomena kepercayaan pada mistisisme yang berkembang dalam masyarakat Indonesia:

Baca Juga: New York Laporkan Kematian Akibat Omicron Tembus 60.000 Kasus Selama Pandemi Covid-19

1. Mistis Digunakan Sebagai Pengetahuan Alternatif

Dalam jurnal Personifikasi Fakultas Psikologi Universitas Paramadina Jakarta, Haris Herdiansyah menyebut hal-hal yang berbau mistis ini telah dipercaya turun temurun oleh masyarakat Indonesia.

Menurutnya bagi orang yang berpegang teguh pada budaya dan kearifan lokal, hal-hal yang berbau mistis ini merupakan satu kesatuan yang membentuk kepercayaan dan kearifan lokal itu sendiri.

"Dahulu kakek dan nenek kita seringkali mengontrol dan menasihati kita dengan istilah pamali, jika istilah ini sudah keluar maka tidak akan bisa dibantah", tulis Haris.

Baca Juga: Catat! Ini Bisa Jadi Bukti Timnas Indonesia Layak Juara Piala AFF 2020, Belum Ada Tim Lain yang Bisa Kalahkan

Disamping pamali, Haris menjelaskan fenomena sixth sense juga diyakini sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan falsafah hidup.

Penggunaan sixth sense ini memiliki latar belakang tujuan yang berbeda-beda, termasuk salah satunya sebagai media untuk menyembuhkan penyakit.

Salah satu bukti kepercayaan ini bisa dilihat dari munculnya primbon, serat-serat, atau kitab-kitab tradisional yang berisi rumusan dan prediksi yang akan terjadi kemudian.

Baca Juga: Timnas Indonesia Menang, Mengoyak Pertahanan Malaysia Irfan Jaya Jadi Pahlawan Garuda

2. Media Melawan Kolonialisme

Selain digunakan sebagai pengetahuan alternatif, mistisisme dalam kehidupan masyarakat Indonesia juga digunakan sebagai media melawan kolonial Belanda.

Salah satu buktinya dapat dilihat dari kesenian yang berkembang di Banten, yang dikenal dengan sebutan Debus.

Dalam Jurnal Patanjala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, Euis Trisnawati menjelaskan, Debus Banten pada awalnya digunakan sebagai media penyebaran Islam.

Namun pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa,seni Debus ini digunakan untuk membangkitkan semangat juang rakyat Banten.

Baca Juga: Usai Bantai Malaysia, Peringkat Dunia FIFA Timnas Indonesia Naik

Disebutkan, saat itu rakyat Banten belum mengenal senjata modern seperti pistol dan senapan, mereka hanya menggunakan senjata seperti keris, golok dan bambu runcing.

Untuk itu, para ulama memberi bekal yang mendorong kebenarian rakyat dan pemuda Banten untuk bertempur di medan perang, berupa doa-doa dan ilmu kebal.

3. Berkembangnya Kajian Sains Terhadap Fenomena Mistis

Haris Herdiansyah menyebutkan, meski dahulunya mistis dan sixth sense diyakini hanya sebagai klenik, namun saat ini sudah mulai dikaji secara ilmiah.

Baca Juga: Doa Belum Terkabul? 7 Hal Ini Bisa Jadi Penghalang Terkabulnya Doa, Apa Saja

Hal ini ditandai dengan munculnya ilmu Parapsikologi yang membahas dan meneliti tentang gejala/data yang dipandang luar biasa disamping gejala/data normal.

Ilmu Parapsikologi ini juga telah berkembang di Amerika Serikat, dengan didirikannya The American Institute of Parapsychology pada Tahun 1970.

Selain itu, menurut Haris di Belanda pada tahun 1960an Kepolisian Negara telah membentuk divisi khusus yang didalamnya beranggotakan orang-orang yang memiliki kemampuan indera keenam.

Baca Juga: Suka Mencaci Pendosa, Apakah Tanda Sudah Beriman?

Tugas utama divisi ini melacak dan mencari data dengan menggunakan kemampuan indera keenamnya terkait keberadaan penjahat yang masih buron.

Demikian beberapa fakta dibalik kepercayaan masyarakat terhadap fenomena mistisisme dalam merespon berbagai gejala alam dan sosial dalam kehidupannya.

Meski terdapat perbedaan pandangan dalam menanggapi perihal mistis, namun apapun pengetahuan yang kita terima harus mampu mendorong kehidupan manusia kearah yang positif, bukan sebaliknya. ***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah