Skill Life Long Learning, 5 Tips Menjadi Pembelajar yang Lapar Ilmu dan Haus akan Pengalaman

4 Maret 2022, 18:01 WIB
skill life long learning, menjadi pembelajar yang lapar ilmu dan haus akan pengalaman/ pixabay/alexandra_koch/ /

ZONABANTEN.com - Dari sisi bahasa life long learning diartikan sebagai belajar seumur hidup.

Ada sebuah ungkapan yang dipopulerkan oleh Mahatma Gandhi sebagai pengingat untuk menjadi pembelajar seumur hidup atau life long learner.

“Hiduplah seakan-akan Anda akan meninggal besok, dan belajarlah seakan-akan Anda akan hidup selamanya”.

Tidak ada kata berhenti untuk belajar, siapapun Anda, apapun profesinya, dan dimanapun tempat tinggalnya. 

Baca Juga: The Batman Berhasil Pecahkan Rekor di Berbagai Negara, dengan Total Rp76 Miliar dalam Dua Hari Penayangan

Belajar menjadi kebutuhan setiap manusia, baik untuk menjadi pemenang atau hanya sekedar bertahan hidup.

UNESCO menyatakan life long learning is all learning activities undertaken throughout life, with the aim of improving knowledge, skills and or qualifications for personal, social and or professional reasons. 

Singkatnya life long learning adalah kegiatan belajar yang dilakukan sepanjang hidup, baik untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, meningkatkan kualifikasi personal, sosial, atau dengan alasan profesional.

National centre for vocational education research Australia juga mengungkapkan bahwa life long learning adalah, proses mendapatkan pengetahuan sepanjang usia. Dilakukan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, pekerjaan, atau pengalaman hidup.

Baca Juga: Lirik Lagu Tujuh Belas - Tulus, Nostalgia Tulus Pada Kenangan Masa Sekolah

Saat zaman semakin canggih dan teknologi semakin berkembang, yang menjadi tantangan saat ini adalah banyak orang yang terlena dengan segala kecepatan yang ada.

Hal tersebut menjadikan generasi ini sibuk dengan segala hal yang ada, hingga membuatnya lupa untuk mengupgrade diri dan belajar.

Ternyata belajar tidak cukup hanya di dalam kelas. sejatinya belajar memiliki makna yang luas, dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dari siapa pun.

Pendidikan formal memang sangat membantu, akan tetapi hal tersebut tidak lantas menjadi satu-satunya sebab datangnya ilmu.

Baca Juga: Manchester United Menargetkan Transfer Bek Tengah Kelas Dunia

Jika Anda mengamati dunia saat ini, akan diketahui bahwa segala sesuatu mengalami perubahan secara cepat dan dinamis.

Perubahan dapat terjadi kapan saja, peningkatan level pengetahuan semakin massif terjadi, dan lapangan kerja juga menuntut setiap pelamarnya untuk memiliki skill dan keterampilan yang memadai.

Orang-orang yang memiliki skill life long learning tidak akan takut dengan perubahan. Sebab, bagi mereka perubahan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Sejatinya life long learning membantu meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan komunikasi, dan kemampuan interpersonal yang baik.

Baca Juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Saat Perut Kosong, Nomor 3 Banyak yang Konsumsi

Belajar bukan hanya tentang memperkaya isi pikiran, akan tetapi juga memperkaya empati, menumbuhkan tanggung jawab, dan lain-lain.

Bukan hanya tentang peningkatan kapasitas intelektual atau materi saja, akan tetapi juga kepekaan sosial.

Life long learning membuat individu meningkatkan kualitas hidupnya. Baik dari sisi materi, kesehatan, kemakmuran, keterlibatan dalam ruang publik, hingga memperbaiki masa depan keluarga.

Jika setiap orang memiliki budaya life long learning, maka akan terjadi perubahan sosial ke arah  yang positif. 

Baca Juga: Prank Berakhir Musibah, Seorang Pengantin Minta Cerai Setelah Suaminya Lakukan Hal Ini

Proses belajar tidak ada yang sia-sia, sebab proseslah yang dapat mengubah hidup seseorang, bangsa, dan Negara.

Ada lima cara untuk mempertahankan rasa lapar akan ilmu dan haus akan pengalaman. Tips pertama adalah tumbuhkan rasa ingin tahu atau curiosity.

Seorang psikolog, Marilyn Price-Mitchell, PHD mengatakan curiosity adalah the heart of life long learning atau jantung dari belajar seumur hidup.

Karena tanpa rasa ingin tahu seseorang tidak akan pernah memiliki dorongan, alasan, dan motivasi untuk mempelajari sesuatu.

Salah satu cara mengasah rasa ingin tahu adalah dengan memunculkan pertanyaan why? (kenapa). What it? (bagaimana jika), dan how (bagaimana).

Baca Juga: Bila Vladimir Putin Dilengserkan, Apa yang Mungkin Terjadi Kepada Rusia?

Misalnya tentang uang. Pertama, kenapa uang hadir? Atau kenapa uang tukar rupiah semakin rendah?

Kedua, bagaimana jika terjadi krisis keuangan global? Ketiga, bagaimana solusi terbaik atas masalah keuangan saat ini? dan lain-lain.

Tapa disadari tiga pertanyaan tersebut melatih seseorang untuk berpikir kritis, kreatif, dan solving problem.

Tips yang kedua adalah memiliki tujuan yang jelas. Dengan memiliki tujuan yang jelas Anda akan dapat membedakan mana yang penting dana mana yang tidak penting.

Ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas ia akan memiliki keinginan belajar, menjadi tindakan yang nyata untuk belajar.

Baca Juga: Jelang SEA Games 2022, Shin Tae-yong Ingin Memanggil Pemain Luar Negeri

Saat seseorang telah menetapkan goal atau tujuan, maka Anda akan lebih mudah menentukan habits atau kebiasaan apa dan bagaimana cara melakukannya.

Tips ketiga, have diverse passions. Steve Jobs mengatakan “You can’t connect the dots looking forward, you can’t only connect them looking backward. So, you have to trust that the dots will somehow connect in your future.”

Kurang lebih memiliki arti seperti ini, “Kamu tidak bisa menghubungan titik-titik dengan melihat ke depan, kita hanya dapat menghubungkan mereka dengan melihat ke belakang.

Jadi kamu harus percaya dengan titik-titik pengalaman di masa lalu entah bagaimana akan terhubung di masa depan.”

Kombinasi dari berbagai passion tersebut akan memudahkan ketajaman pikiran, berinovasi, serta problem solving atau cara dalam memecahkan masalah di masa depan.

Baca Juga: Kim Joo Ryoung ‘Squid Game’ dan Park Solomon ‘All of Us Are Dead’ akan Beradu Akting di ‘Third Person Revenge’

Tips keempat, persistence and consistency. Hal terpenting dalam life long learning adalah waktu. Belajar bukan hanya menambah wawasan, akan tetapi tentang konsistensi.

Bill Gates dalam sebuah wawancara ia mengatakan dalam satu tahun ia membaca setidaknya 50 buku.

Menurutnya, membaca adalah cara untuk mempelajari hal baru, sekaligus menguji pemahaman.

Demikian pula dengan Elon Musk, ia menginvestasikan waktunya untuk membaca dua buku dalam satu hari.

Dalam menumbuhkan budaya life long learning, Anda dapat memulainya dengan langkah-langkah atau kebiasaan kecil yang terus berulang setiap harinya.

Baca Juga: Pratama Arhan Segera Berangkat ke Jepang, Shin Tae-yong: Saya Yakin Dia Bisa Bersaing

Tips kelima, learning community. Bergaul dan berada disekitar orang-orang yang juga pembelajar adalah salah satu kunci memiliki kebiasaan pembelajar.

Hari ini ada banyak komunitas pembelajar, dari komunitas menulis, diskusi isu ekonomi, politik, sosial, komunitas pecinta buku, dan masih banyak lagi.

Sebab, belajar tidak harus di sekolah, di universitas yang dibatasi dinding-dinding. Keberadaan komunitas belajar membantu menguatkan komitmen dan membuat aktivitas belajar menjadi lebih menyenangkan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi

Tags

Terkini

Terpopuler