Network
ZONABANTEN.com - 59 persen aplikasi pada Apple Store, dan 25 persen aplikasi yang dihapus Google tidak memiliki kebijakan privasi.
Sementara 26 persen aplikasi yang dihapus Google dari Rusia tidak mendeteksi kebijakan privasi, sedangkan enam puluh persen aplikasi pada Apple yang dihapus dari China tidak terdeteksi kebijakan privasinya.
Selain itu, 66 persen aplikasi Google yang dihapus memiliki setidaknya satu "izin berbahaya", 27 persen memiliki akses ke koordinat GPS, dan sembilan belas persen dapat mengakses kamera.
Baca Juga: Microsoft Office 2021 Akan Segera Hadir, Catat Tanggal Rilisnya!
Secara total, lebih dari 813.000 aplikasi dengan lebih dari smbilan miliar unduhan.
86 persen lebih di antaranya menargetkan anak-anak berusia dua belas tahun ke bawah, kini telah dihapus dari Google Play dan Apple App Store.
Setelah menganalisis lebih dari lima juta aplikasi seluler, dalam laporan tersebut ditemukan risiko privasi dan keamanan konsumen, serta keamanan merek untuk pengiklan.
Khususnya aplikasi yang dihapus dari daftar dapat tetap terpasang di perangkat konsumen bahkan setelah dihapus dari app store.
Baca Juga: Samsung Galaxy Tab A8 Nampaknya Menjadi Seri Tablet Berikutnya
Aplikasi dapat dihapus dari daftar karena berbagai alasan, mulai dari yang relatif berbahaya (misalnya pelanggaran kebijakan toko aplikasi), hingga penyebab yang tidak berbahaya (misalnya penarikan pengembang).
Laporan tersebut tidak menegaskan atau memberikan alasan untuk tindakan penghapusan apa pun. Selain itu, pemrakarsa penghapusan umumnya bukan informasi yang tersedia untuk umum, sehingga seringkali tidak mungkin diketahui apakah penghapusan disebabkan oleh toko aplikasi atau pengembang.
Tim analis dan ilmu data Pixalate menganalisis lima juta lebih aplikasi dan pengembang aplikasi yang dihapus dari Google Play Store dan Apple App Store mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2021.***
