Sayap Kanan Prancis Memimpin Bilik Suara, Partai Reli Nasional Memimpin

- 29 Juni 2024, 07:07 WIB
Sayap Kanan Prancis Memimpin Bilik Suara, Partai Reli  Nasional Memimpin
Sayap Kanan Prancis Memimpin Bilik Suara, Partai Reli Nasional Memimpin /Reuters/Benoit Tessier/REUTERS
 
ZONABANTEN.COM - Partai Reli Nasional memimpin bilik suara di Prancis. Ini dapat dibuktikan dalam hasil survei terbaru yang menunjukkan Partai yang dipimpin oleh Marine Le Pen ini memimpin sebelum pemilihan umum yang akan dilakukan hari Minggu. 
 
Partai yang sangat ingin Prancis memisahkan diri dari Uni Eropa ini sudah memimpin bilik suara sejak Emmanuel Macron menginstruksikan untuk melakukan pemilihan umum ulang yang berakibat buruk bagi Prancis, dan tetangga Prancis serta berakibat buruk bagi pasar di Eropa. 

Dilansir dari Les Echos pada hari Jumat menunjukkan melalui sebuah survei  bahwa RN bisa mendapatkan hingga 37% suara populer, meningkat dua poin persentase dari skor minggu lalu. Partai blok sentris Macron, Together, diperkirakan mendapatkan 20%, turun dua poin dari publikasi sebelumnya. Sementara itu, aliansi sayap kiri New Popular Front tetap pada 28% suara, tidak berubah.

BFM TV, dalam survei yang berbeda oleh Elabe, memperkirakan bahwa RN dan koalisinya dapat memperoleh 260-295 kursi di parlemen yang baru. Proyeksi kursi yang akurat rumit karena hasilnya tergantung pada hasil di 577 daerah pemilihan di seluruh Prancis. 
 
Selanjutnya, setelah putaran pertama pada hari Minggu, para saingan RN mungkin berkoalisi dan membawa kandidat mereka dalam strategi taktis untuk mengalahkan kandidat sayap kanan pada putaran kedua tanggal 7 Juli. Prospek pemerintahan yang dipimpin oleh RN atau parlemen yang terhenti secara politik telah berimbas negatif kepada keuangan Prancis, dengan premi risiko obligasi pemerintah Prancis meningkat pada hari Jumat ke tingkat tertinggi sejak tahun 2012.
 
 
Kemenangan RN akan menempatkan partai tersebut dalam posisi menyesuaikan diri dengan Macron untuk sisa masa jabatannya sampai 2027, yang merupakan kali pertama bagi seorang presiden Prancis untuk berbagi kekuasaan dengan sebuah partai yang bukan bagian dari arus utama politik.
 
Dalam debat terakhir, Partai Macron  (Renaisans) mengkritik Reli Nasional dan menuduh Reli Nasional sebagai Partai yang mentoleransi rasisme, dan ujaran rasisme. Hal ini disangkal oleh Bardella. Dalam perdebatan tersebut, Bardella mementahkan ungkapan tersebut. 
 
Pemilihan Umum di Prancis diulang karena hasil daripada pemilihan umum Eropa 2024 yang menunjukkan hasil yang buruk bagi Partai Renaisans. Macron pun segera mengadakan pemilihan ulang. Terdapat beberapa alasan di belakang kegagalan Renaisans, salah satu diantaranya adalah kebijakan-kebijakan Macron. Dikarenakan kebijakannya beberapa bulan terakhir, Prancis dilanda dengan demonstrasi-demonstrasi besar-besaran baik di dalam Prancis, maupun di Persemakmurannya. 
 
Di Prancis daratan, Macron dihadapi demo besar-besaran karena kebijakannya yang mendukung Israel. Kebijakannya  menuai demonstrasi dari kalangan kiri yang sudah lantang menolak perjanjian jual beli senjata dengan Israel, dan sudah bersuara di Parlemen menolak kebijakan Macron mengenai konflik Israel dan Palestina.
 
 
Sementara itu di Persemakmuran Prancis, Macron dikritik karena memberikan hak suara bagi warga Prancis daratan yang sudah menetap lebih dari 10 tahun di sana. Kebijakan ini memunculkan demonstrasi besar-besaran di Kaledonia Baru. Demonstrasi ini memaksakan Macron untuk turun tangan dan mengunjungi Kaledonia Baru.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah