Network
Raya menanyakan apakah Papip mencintai Mamim. Aris pun menjawab bahwa dia juga masih mencintai Kinan. Raya memberikan sebuah surat kepada Papip dan Aris membacanya di luar.
“Dear Papip, I miss you so much. I wish you were here with me and Mamim watching TV like we used to do. I still love you so much, Papip. Sometimes, I just can’t hide it. But, what you did to Mamim make me love you a little bit less. I want you to know, that when you hurt Mamim you hurt me to. I wish there is something I could do to make you comeback to us. I wish you say sorry that you make me and Mamim really sad. But, even you don’t. I want you to know that I will still love you because you will always be my Papip,” tulis Raya dalam surat tersebut.
Aris terlihat sedih membaca surat tersebut. Dia mulai menyadari bahwa apa yang dilakukannya tidak baik untuk Raya.
Baca Juga: Makna Tersembunyi dari Kalimat Ulil Albab yang disebutkan Beberapa Kali dalam Al Qur’an
Lidya mencoba menenangkan dan mengatakan bahwa setiap anak selalu punya radar dan mereka selalu menangkap vibrasi dari orang tuanya apalagi ketika sedang sedih. Sehingga apa yang dilakukan Raya adalah wajar.
Namun, Aris mulai menyadari bahwa apa yang dilakukan tidak adil untuk Raya hingga menanyakan lagi kepada Lidya apakah yakin dengan dia. Apalagi Lidya harus berbagi waktu dengan Kinan, Aris, dan Raya.
“Kalau memang kamu selama ini gak pernah yakin sama aku, bilang aja, Mas!” ucap Lidya.
Lidya kemudian mengungkit waktu di Turki ketika dia mengajak Aris menikah. Namun, Aris mengatakan untuk menunggu hingga tiba di Jakarta. Ternyata sampai di Jakarta masih harus menunggu sampai Kinan melahirkan.
Saat anak mereka meninggal, Aris meminta Lidya menunggu lagi karena Kinan masih masa berkabung dan entah sampai kapan Lidya harus menunggu untuk dinikahi Aris. Dengan menangis Lidya memintanya agar Aris melepaskannya saja.
Baca Juga: Innalillahi, Gunung Tonga Meletus Dahsyat, Picu Tsunami 1,2 Meter yang Bisa Menerjang Banyak Negara
