Ketika Natal Ditiadakan Di Amerika Serikat, Bagaimana Sejarahnya?

11 Desember 2023, 15:10 WIB
Natal sebagai hari peringatan lahirnya Yesus Kristus ternyata pernah ditiadakan di Amerika Serikat /Freepik/

ZONABANTEN.com - Natal adalah hari raya besar bagi umat Kristiani, dimana hari tersebut menjadi peringatan lahirnya juruselamat Yesus Kristus, yang menebus dosa manusia.

Amerika Serikat merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, maka bukanlah hal yang aneh jika hari Natal menjadi pesta rakyat yang meriah di sana.

Tetapi meskipun natal merupakan salah satu perayaan besar di Amerika Serikat, rupanya hari raya ini pernah ditiadakan di negara Federasi itu.

Bagaimanakah sejarahnya sampai-sampai natal bisa dihapus di Amerika Serikat, dan bagaimana bisa dirayakan kembali?

 Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini 12 Desember 2023: Kamu Akan Menjalin Pertemanan dan Koneksi Baru

1. Mengenal Natal

Natal adalah salah satu perayaan besar bagi umat Kristiani di seluruh dunia, terutama bagi Katolik Roma dan Kristen Protestan.

Perayaan ini selalu jatuh di tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu tanggal 25 Desember. Berbeda dengan perayaan Paskah dan Hari Kenaikan yang jatuh di tanggal berbeda setiap tahunnya.

Meskipun Natal menjadi perayaan Kristen yang paling meriah, tetapi sebenarnya perayaan ini datang lebih terlambat.

Sejarah mencatat bahwa perayaan ini pertama kali dirayakan sekitar 300 tahun setelah agama Kristen berdiri, dan itu di Kekaisaran Romawi.

 Baca Juga: Pj. Gubernur Banten: Kecerdasan Anak Perlu Ditumbuhkan sejak Dini agar SDM Kita Unggul

2. Penolakan Natal di Amerika Serikat

Sejarah penolakan Natal di Amerika Serikat bermula dari pengaruh gelombang reformasi agama di Eropa, yang terjadi sebelum negara ini terbentuk.

Reformasi agama membuat banyak orang semakin menyukai prinsip kebebasan beragama, yang mana pandangan ini kemudian dibawa separatis Inggris ke Amerika pada tahun 1620.

Saat berakhirnya Revolusi Amerika, masyarakat Amerika semakin membenci kebiasaan orang Inggris yang salah satunya adalah merayakan Natal.

Sebagai bentuk penolakan, Natal pun dihapuskan dari negara yang baru berdiri itu, dan tidak diakui sebagai hari libur federal.

 Baca Juga: 135 Warga Rohingnya Dipindahkan dari Kantor Gubernur Aceh ke Camp Pramuka di Seulawah

3. Diakui Kembali

Selama awal abad ke-19, Amerika sedang dilanda konflik dan kekacauan kelas yang sering pecah selama musim Natal.

Tetapi pada 1819, The Sketchbook of Geoffrey Crayon, Gent karya Washington Irving membuat pandangan masyarakat Amerika terhadap natal berubah kembali.

Dalam buku itu Irving ingin menjelaskan bahwa liburan Natal seharusnya menjadi liburan yang damai dan hangat, yang menyatukan banyak kelompok.

Hingga akhirnya imigran Jerman yang datang mulai memperkenalkan tradisi pohon Natal, dan membuat perayaan ini semakin diminati lagi.

Natal pun akhirnya diakui kembali pada tahun 1870, saat Presiden Grant dan Kongresnya mendeklarasikannya kembali sebagai liburan nasional.***

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler