ZONABANTEN.com - Film bertema sejarah dan biografi produksi Falcon Pictures dan Starvision berjudul Buya Hamka, tayang di bioskop mulai Lebaran pada 20 April 2023.
Falcon Pictures dan Starvision mengaku apabila film Buya Hamka ini menelan biaya produksi yang lebih besar dari film Bumi Manusia.
Film Buya Hamka diperankan oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, antara lain: Vino G. Bastian sebagai Buya Hamka, Laudya Cynthia Bella sebagai Siti Raham.
Selain itu, terdapat aktor dan aktris papan atas lainnya, seperti Donny Damara, Desy Ratnasari, Ayu Laksmi, Marthino Lio, Reza Rahardian, Anjasmara, Reybong, Mawar De Jongh, Solaiman, Teuku Rifnu Wikana, Ben Kasyafani, Zayyan Sakha, Wafda Lubis, Ferry Salim, Donny Kesuma, Cok Simbara, Roy Sungkono, Yoriko Angeline, Ajil Ditto, Yoga Pratama, dan Mathias Muchus Verdi.
Baca Juga: Ternyata Umur Julian Nagelsmann, Lebih Muda dari Kapten Bayern Munchen
Secara garis besar, Film Buya Hamka menceritakan kisah dari seorang tokoh bernama Abdul Malik Karim Amrullah atau sering disebut dengan Buya Hamka.
Film ini mengambil timeline dari biografi Buya Hamka sejak tahun 1908-1981.
Penayangan film ini memiliki total durasi 7 jam yang dibagi ke dalam 3 volume. Hal menarik yang terdapat dalam film Buya Hamka ini adalah alur dari gabungan 3 volume ini bergerak mundur. Agar lebih jelas, simak pemaparan sinopsis film Buya Hamka 1, 2, dan 3 berikut:
Volume 1
Buya Hamka adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama dan juga seorang ulama, sastrawan, filsuf, penulis, politikus, serta jurnalis.
Pada film bagian pertama, cerita fokus pada kisah Buya Hamka saat menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar.
Selain menjadi pengurus lembaga Muhammadiyah, Buya Hamka juga merangkap sebagai seorang penulis di salah satu media massa. Profesinya tersebut membuat Buya Hamka harus berurusan dengan penjajah Jepang.
Perjuangan Buya Hamka untuk mendekati penjajah Jepang tidak membuahkan hasil yang baik. Pada akhirnya Buya Hamka harus mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Volume 2
Dalam volume kedua, film bergeser ke periode pasca kemerdekaan. Saat itu tentara sekutu tengah gencar melaksanakan agresi militer kedua.
Sebagai seorang tokoh agama, Buya Hamka memutuskan untuk berkeliling Medan dan menyebarkan semangat persatuan antara masyarakat dan tentara Indonesia, agar tidak mudah diadu domba.
Selama proses tersebut, Hamka mengalami serangan tembakan. Hamka pun dituduh terlibat dalam usaha pemberontakan Soekarno saat pindah ke Jakarta.
Hamka ditangkap dan disiksa agar menandatangani surat pengakuan. Namun, Hamka berusaha tetap bertahan.
Baca Juga: Menyedihkan! Jelang Ramadan, Atap Rumah Warga di Purbalingga, Jawa Tengah ini Hancur Tertimpa Pohon
Hikmah dari kejadian tersebut adalah Buya Hamka berhasil menulis kitab tafsir Al Azhar yang menjadi kitab paling berpengaruh dalam pendidikan Islam.
Volume 3
Di bagian ketiga, timeline kisah Hamka mundur saat umurnya masih anak-anak. Latar tempat yang digunakan adalah nagari Maninjau di Sumatera Barat.
Sejak kecil, Hamka telah menunjukkan ketertarikan pada tradisi dan sastra. Hal tersebut menyebabkan Hamka sering beradu argumen dengan Ayahnya. Alasan yang paling kuat adalah pendidikan Hamka di pesantren terganggu.
Pertikaian dengan Ayahnya semakin sengit ketika Ibunya memilih bercerai. Hamka pun memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Mekah.
Di sana Hamka mendapatkan banyak pelajaran dan ilmu tentang Islam. Pembelajaran yang didapatkannya di Mekah, memberi Hamka motivasi dan misi untuk membangun Islam di Indonesia.
Baca Juga: 8 Tips ini Bikin Thrifting Lebih Menguntungkan
Jalan yang dipilih Hamka tentu tidak mudah. Dalam perjalanannya menjalankan misi tersebut, Hamka bertemu dengan Siti Raham, seorang perempuan luar biasa yang menjadi sumber inspirasi Hamka.***