Cek Fakta: Obat di Rumah Sakit Mengakibatkan Kematian dan Merupakan Program Genosida

- 10 Februari 2022, 19:53 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /cottonbro/Pexels

ZONABANTEN.com – Dilansir dari ANTARA, sebuah unggahan Facebook pada 5 Febuari 2022 lalu telah beredar luas yang berbau berita palsu atau hoaks terkait dengan obat dan vaksinasi COVID-19.

Unggahan Facebook tersebut memuat bahwa penyebaran obat, seperti antibiotik dan antivirus, di rumah sakit merupakan genosida massal terhadap rakyat Indonesia.

Unggahan yang menarasikan obat dan vaksinasi COVID-19 sebagai penyebab kematian utama masyarakat.

Berikut narasi terkait dengan obat dan vaksinasi COVID-19 yang muncul dalam unggahan tersebut:

Baca Juga: CDC Prediksi 978.000 Kematian Karena COVID-19 di AS Sampai Awal Maret 2022

“Melalui penyebaran obat-obatan _anti virus_ dan _anti biotik_ yang selama ini menyebar di seluruh rumah sakit di Indonesia ternyata mengandung _drug mix_ (campuran obat) yang mematikan itulah yang disebar ke seluruh rumah sakit di Indonesia, itulah _genosida massal_ terhadap rakyat pribumi.

Sekali lagi rakyatnya yang menjadi korban skenario _"project covid"_ masyarakat sekali lagi yang hanya dijadikan sebagai obyek _sapi perahan_.

Kasus korban kematian _Pertama_ disebabkan karena _"obat-obatan"_ yang disebar diseluruh rumah sakit.

Dan kasus korban kamatian _Kedua_ disebabkan kerana _"vaksinasi"_. Sekali lagi rakyat yang dijadikan korban banyak yang terkapar, sakit, lumpuh dan meninggal dunia.”

Baca Juga: Panas! Korea Utara dan AS Ditengah Krisis Perang Jika Terus Meluncurkan Uji Coba Rudal Balistik

Namun, benarkah obat dan vaksinasi merupakan penyebab utama kematian selama pandemi?

Unggahan hoaks yang menyebut vaksin COVID-19 dan obat-obatan di rumah sakit merupakan penyebab kematian dan bukti program genosida (Facebook)

Penjelasan:

Narasi tentang vaksinasi yang diklaim sebagai program genosida merupakan hoaks yang berulang. Media ANTARA telah mengklarifikasi unggahan serupa pada pertengahan Januari 2022.

Angka kematian yang muncul di sejumlah negara saat mengalami gelombang baru COVID-19 akibat varian Omicron, menurut Epidemolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman seperti diwartakan media ANTARA, karena para penderita COVID-19 belum divaksin.

Baca Juga: Simak Penjelasan Ahlinya Tentang 'GERD' tidak Membahayakan Jiwa Tetapi Berbahaya untuk Jangka Panjang

Dicky menyatakan mereka yang belum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 punya imunitas yang lemah dan menjadi faktor penyebab varian Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Vaksin COVID-19 dapat meningkatkan imunitas seseorang dan tingkat kesembuhan orang itu jika terinfeksi virus SARS-CoV-2 akan lebih cepat, demikian dilansir dari Satgas COVID-19.

Hoax Obat di Rumah Sakit Mengakibatkan Kematian dan Merupakan Program Genosida
Hoax Obat di Rumah Sakit Mengakibatkan Kematian dan Merupakan Program Genosida ANTARA

Sampai saat ini, tidak ada kematian pasien COVID-19 yang dilaporkan akibat konsumsi obat-obatan dari rumah sakit.

Baca Juga: Heboh Raja Salman Dilaporkan Meninggal Dunia, Ini Kebenarannya

Dengan demikian, pernyataan yang menyebut obat di rumah sakit menyebabkan kematian dan menjadi program genosida adalah hoaks.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x