Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Tsunami Aceh pada 2004 dipicu oleh gempa tektonik.
Bukan rekayasa senjata nuklir, sebagaimana pembahasan yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Baca Juga: UPDATE Kode Redeem Free Fire Gratis 25 Maret 2021, Bisa Dapat Diamonds, Skin, Karakter Cakep
Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi BMKG Daryono, dalam laporan ANTARA, menjelaskan gempa tektonik yang memicu tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba. Melainkan, melalui proses gempa pembuka, yakni Gempa Simeulue dengan magnitudo 7,0 pada 2 November 2002.
Sejak itu, serangkaian gempa kecil terus-menerus terjadi. Fenomena tersebut merupakan gempa pendahuluan.
Puncaknya, saat gempa berkekuatan 9,2 terjadi pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.
Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar, 25 Maret 2021: Hari Gajian, Rupian Menawan
Fenomena gempa pendahuluan (foreshocks) yang berlangsung sejak 2002 tersebut merupakan bukti kuat gempa Aceh 2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik dengan tipe.
Gempa Aceh 2004 membentuk jalur rekahan di sepanjang zona subduksi dari sebelah barat Aceh di selatan, hingga Kepulauan Andaman-Nicobar di utara sepanjang sekitar 1500 km.
"Ini adalah bukti bahwa rekahan gempa tektonik terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman. Rekahan panjang yang terbentuk di sepanjang jalur subduksi lempeng ini adalah bukti bahwa deformasi dasar laut yang terjadi bukan disebabkan oleh ledakan nuklir," kata Daryono.