5 Hal Tentang Atheis yang Sering Disalahpahami oleh Kaum Religius

11 Maret 2022, 15:47 WIB
Kesalahpahaman kaum religius terhadap Atheis /Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

ZONABANTEN.com - Ateis adalah suatu paham yang tidak mempercayai bahwa Tuhan atau makhluk yang setara itu ada.

Ateis selalu saja bertentangan dengan paham beragama (Teis), yang memiliki kepercayaan kepada adanya setidaknya satu Tuhan.

Paham Ateis sering dianggap paham yang intoleran, tidak bermoral, muram, buta terhadap keindahan alam, dan secara dogmatis tertutup terhadap bukti supernatural.

Bahkan seorang filsuf, John Locke, percaya bahwa paham Ateis sama sekali tidak boleh ditoleransi, karena menganggap bahwa setiap perjanjian kemanusiaan antar manusia tak dapat dipertahankan oleh kaum Ateis.

Tetapi apakah pandangan kita tentang Ateisme selama ini benar? Berikut adalah 10 kesalahpahaman tentang Ateis:

 Baca Juga: Mengenal 3 Aliran dari Satanisme, Ada Gereja Setan Juga

  1. Ateis Percaya Bahwa Hidup Tidak Ada Artinya

Umat beragama seringkali memiliki kekhawatiran terhadap hidup yang tidak berarti. Maka dari itu mereka selalu membayangkan bahwa arti tersebut akan dibayarkan pada kehidupan setelah kematian.

Ateis tidak meyakini bahwa kehidupan setelah kematian itu ada. Tetapi bukan berarti hidup mereka berjalan tanpa adanya arti.

Bagi kaum Ateis, makna dari hidup dapat diketahui dengan menjalani hidup itu sendiri, dan tak perlu harus bertahan selamanya. Satu-satunya yang tidak berarti bagi Ateis adalah ketakutan akan ketidakberartian itu sendiri.

  1. Ateis Bertanggung Jawab Akan Kejahatan Terbesar Sepanjang Sejarah

Baca Juga: Harga Bahan Pangan Naik, Presiden Jokowi 'Semua Negara Pusing Karena Pandemi DItambah Perang'

Kejahatan Hitler, Stalin, Mao Zedong, dan Pol Pot, sering diklaim sebagai bukti dari sebuah ketidakpercayaan.

Faktanya fasisme dan komunisme jika dilihat lebih mirip dengan agama ketimbang Ateisme. Paham seperti ini umumnya bersifat dogmatis, dan memunculkan kultus kepribadian yang mirip dengan konsep agama.

Auschwitz, gulag, dan ladang pembantaian adalah produk dari dogma politik, rasis, dan nasionalistik yang mengamuk.

  1. Ateis itu Dogmatis

Tak sedikit yang berpandangan bahwa kaum Ateis hanyalah orang yang menganggap bahwa klaim agama itu konyol, dan hanya perlu menjadi dogmatis untuk menolak iman.

Baca Juga: TERUNGKAP! Inilah Alasan Kekalahan Jonatan Christie dan Anthony Ginting di German Open 2022, Otot Kaku-kaku

Tetapi pandangan ini kemudian dibantah oleh sejarawan, Stephen Henry Roberts, yang mengatakan bahwa dogmatis bukan dasar menjadi Ateis.

Saya berpendapat bahwa kami berdua adalah ateis. Saya hanya percaya pada satu tuhan yang lebih sedikit daripada Anda. Ketika Anda mengerti mengapa Anda mengabaikan semua Tuhan lain yang mungkin, Anda akan mengerti mengapa saya mengabaikan Tuhan Anda,” kata Stephen.

  1. Ateis itu Sombong

Atheis juga disebut sombong karena merasa mengetahui segalanya melalui penalaran mereka.

Nyatanya tak semua hal diketahui oleh para ilmuan dan mereka mengakuinya. Berpura-pura mengetahui hal yang tidak diketahui adalah sebuah tanggung jawab besar dalam sains.

Baca Juga: Barcelona Menjadi Klub yang Diuntungkan dari Pemberian Sanksi dan Pembekuan Aset Abramovich

Berbeda dengan kaum religius, kaum ateis lebih menarik diri terhadap apa yang tidak diketahui dan disebut kejujuran intelektual.

  1. Ateis Tertutup Terhadap Pengalaman Spiritual

Karena tidak mempercayai adanya hal supranatural, kaum Atheis sering dianggap memiliki penolakan terhadap pengalaman spiritual.

Padahal tidak ada hal yang menghalangi siapapun termasuk orang Ateis untuk merasakan cinta, khayalan, kegembiraan, dan kekaguman.

Baca Juga: Barcelona Menjadi Klub yang Diuntungkan dari Pemberian Sanksi dan Pembekuan Aset Abramovich

Satu hal yang tidak dilakukan Atheis adalah membuat klaim yang tidak pasti dapat dibenarkan, tentang hakikat realitas berdasarkan pengalaman seperti itu.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Latimes.com

Tags

Terkini

Terpopuler