Benarkah Penerima Vaksin Gampang Terinfeksi Omicron Dibandingkan Yang Belum Vaksin? Ini Faktanya!

10 Januari 2022, 16:46 WIB
Ilustrasi varian Omicron. Kasus terkonfirmasi varian Omicron terus bertambah kini sudah 414 kasus. /pixabay/geralt/

ZONABANTEN.com - Baru-baru ini viral sebuah postingan di twitter yang menyebutkan bahwa "orang yang sudah melakukan vaksin COVID-19 akan mudah terinfeksi virus Omicron jika dibandingkan dengan orang yang belum mendapatkan vaksin".

Postingan atau sebuah cuitan yang telah disukai oleh 20.700 pengguna Twitter itu mengklaim penerima vaksin COVID-19 akan lebih rentan terinfeksi varian Omicron dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin.

Bahkan untuk menguatkan unggahannya pemilik akun Twitter tersebut menyertakan sebuah tangkapan layar studi kesehatan yang disebut dilakukan di Denmark.

Baca Juga: Waspada! Ancaman Virus Deltacron Varian Covid Baru yang Telah Ditemukan Para Ilmuwan

Berikut isi narasinya dalam bahasa Indonesia:

"Astaga. Studi ini menunjukkan bahwa setelah tiga bulan efektivitas vaksin Pfizer & Moderna terhadap Omicron sebenarnya negatif. Penerima Pfizer 76,5 persen lebih mungkin dan penerima Moderna 39,3 persen lebih mungkin terinfeksi daripada orang yang tidak divaksinasi".

Cuitan milik pengguna Twitter dengan 293.500 pengikut itu telah dibagikan ulang hingga 11.000 kali.

Namun, apakah benar jika penerima vaksin COVID-19 lebih rentan terinfeksi Omicron?

Baca Juga: Simak! Vaksin Pfizer Lindungi Anak-anak dari Komplikasi Langka Virus COVID-19 Ini

Penjelasan:

Melansir AFP, studi yang dirujuk dalam cuitan tersebut dikirimkan oleh para peneliti Denmark sebagai laporan awal ke platform daring MedRxiv pada 22 Desember 2021.

Tetapi kemudian pihak MedRxiv pun menjelaskan pengguna Twitter itu salah membaca dan menafsirkan hasil studi tersebut.

Faktanya, penelitian dari Denmark itu bertujuan untuk menentukan efektivitas suntikan Pfizer dan Moderna terhadap varian Omicron, hingga lima bulan setelah vaksinasi penuh. Hasilnya, infeksi Omicron memang menurunkan efektivitas vaksin.

Baca Juga: Warga Anti Vaksin di Eropa Lakukan Aksi Protes Atas Mandat Pemerintah Tentang Vaksinasi Nasional

Sampai saat ini tidak ada penjelasan tentang vaksin meningkatkan infeksi terhadap Omicron.

Para peneliti Denmark itu pun merekomendasikan masyarakat untuk mendapatkan vaksin penguat (booster), setelah memperoleh dua dosis suntikan.

Kepala Departemen Penyakit Menular Universitas Negeri Sao Paolo, Brasil, Alexandre Naime turut membantah klaim vaksin dapat meningkatkan infeksi terhadap COVID-19.

"Tidak ada vaksin yang menyebabkan risiko infeksi lebih besar. Itu tidak benar. Itu adalah kekeliruan biologis," kata Alexandre Naime.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler