Heboh Tentang Ramalan, Mungkinkah Manusia Melihat Masa Depan? Simak Beberapa Fakta Berikut!

25 Desember 2021, 12:42 WIB
Heboh Tentang Ramalan, Mungkinkah Manusia Melihat Masa Depan? /Pexels.com/cottonbro

ZONABANTEN.com - Beberapa informasi personal tentang ramalan masa depan saat ini banyak dijadikan sumber pengetahuan alternatif bagi masyarakat.

Sumber pengetahuan berupa ramalan masa depan tersebut digunakan untuk berbagai kepentingan dalam hubungan antara manusia dan alam semesta.

Praktik ramalan masa depan ini telah banyak digunakan orang secara turun-temurun, seperti yang terlihat dari peninggalan  naskah-naskah kuno tentang prediksi masa depan.

Banyaknya literatur dan kesaksian orang tentang penglihatan masa depannya, telah menarik perhatian beberapa orang yang memiliki perhatian serius terhadap sains untuk mengamati tentang bagaimana pengetahuan itu muncul.

Baca Juga: 12 Mitos Tentang Covid 19 yang Ditolak Kebenarannya, Kamu Perlu Tahu!

Sehingga pada tahun 1982, Fakultas Psikologi Universitas Duke, USA telah mendirikan sebuah laboratorium Parapsikologi untuk meneliti tentang pengalaman yang tidak lazim ini.

Sejak perkembangan Parapsikologi ini, pada tahun 1991 sebuah survey memperlihatkan bahwa seperempat dari 1000 responden di Amerika Serikat mengaku berkomunikasi dengan cara telepati yang merupakan bagian dari extra sensory perception (ESP) atau indera keenam.

Sementara di Inggris pada tahun 1997, sebanyak  59 persen responden mengaku percaya pada ESP atau indera keenam.

Pada tahun 2001, survei menunjukkan sebanyak 41 persen masyarakat tersebut percaya pada ESP, 31 Persen percaya pada telepati, serta 26 persen percaya pada clairvoyance (melihat dari jarak jauh).

Baca Juga: Jelang Natal, Kelompok Radikal ISIS Tebar Ancaman di Beberapa Negara

Di samping itu, Helmut Schmidt seorang pakar Fisika Kuantum pada tahun 2018 mempublikasikan hasil risetnya tentang fenomena melihat masa depan (prekognisi).

Hasil riset itu dipublikasikan dalam Journal of Parapsychology dengan judul Precognition of a Quantum Process.

Ia menjelaskan telah melakukan sebuah tes terhadap beberapa orang yang mengaku memiliki penglihatan masa depan atau ramalan.

Metode tes dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat elektronik yang dapat mengacak nyala lampu.

Nyala lampu tersebut diacak dengan teknik dan pengkodean khusus berdasarkan teori fisika kuantum.

Baca Juga: Purple Island dan Ungok Village Dinobatkan sebagai ‘Desa Wisata Terbaik’ oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB

Sehingga dengan metode pengkodean acak ini, nyala lampu diharapkan akan memiliki tingkat keacakan yang cukup tinggi.

Dalam tes yang dilakukan secara bertahap selama beberapa sesi itu, peserta diminta untuk menebak lampu mana yang akan menyala atau tidak menyala berikutnya dengan menekan sebuah tombol penanda yang telah disediakan.

Seluruh pilihan responden direkam dengan menggunakan perangkat khusus untuk menjamin tidak adanya kesalahan data perekaman.

Terkait hasil riset tersebut Schmidt berkesimpulan " hasil yang sangat signifikan yang diperoleh menunjukkan bahwa subjek dalam percobaan ini mampu memprediksi peristiwa yang dipilih secara acak ke tingkat yang jauh melebihi apa yang diharapkan secara kebetulan", tulisnya.

Ahli Fisika Kuantum ini juga menepis adanya kemungkinan kesalahan  dalam metode risetnya, seperti adanya kesalahan pencatatan, peluang, atau ketidakteraturan urutan target.

Baca Juga: Pantai Selatan Jawa Menyebabkan Banyak Orang Hilang? Bukan Karena Mistis Tapi ini Sains

Karena menurutnya, semua potensi kesalahan tersebut telah diantisipasi sebelumnya, dengan metode yang dirancang khusus.

Meski demikian, kehadiran Parapsikologi saat ini belum sepenuhnya diterima oleh ilmuwan, beberapa diantaranya mempertanyakan kesahihan metode yang digunakan untuk membuktikan pengalaman ESP.

Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa hasil-hasil riset terhadap fenomena ESP tidak bisa menunjukkan hasil yang konsisten, sehingga hal ini meragukan mereka.

Namun terlepas dari saintifik atau tidaknya sebuah  pengetahuan yang kita terima, sikap mawas diri dan upaya melindungi diri dari berbagai kemungkinan negatif yang akan terjadi adalah sangat penting bagi setiap orang.***

Sumber: Journal of Parapsychology vol 82, 2018 by The Rhine Research Center Durham dan You Tube YF La Kahija

Editor: Rizki Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler