The Psychology Of Money, Mengupas Tuntas Finansial Dari Sudut Pandang Psikologi

- 28 Februari 2022, 22:35 WIB
the psychology of money, mengupas tuntas finansial/ pixabay/ stevepb/
the psychology of money, mengupas tuntas finansial/ pixabay/ stevepb/ /

Baca Juga: PSIS Semarang Kantongi Tiga Poin Usai Kalahkan Persikabo 1973 1–0 di Liga 1 Indonesia

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa, penghasilan seseorang mengalami penurunan yang drastis terhadap kebahagiaan seseorang pada titik tertentu.

Semakin besar jumlah uang yang dihasilkan, tidak lagi memberikan kebahagiaan yang sama seperti saat pertama kali seseorang mendapatkannya.

Hal tersebut sejalan dengan hukum ekonomi yang mengatakan bahwa, pembelian kedua atau ketiga akan memberikan kepuasan atau kebahagiaan yang berbeda.

Menurut Morgan lebih baik menukar sejumlah uang untuk mendapatkan waktu. Sehingga seseorang dapat berkumpul bersama keluarga, untuk melakukan sesuatu yang disenangi, atau yang lainnya.

Sebab, seseorang akan selalu bisa membuat atau mendapatkan uang lebih banyak. Namun, seseorang tidak bisa membuat atau menciptakan lebih banyak waktu.

Apapun profesi seseorang, apapun makanannya, dan berapapun jumlah hartanya tidak akan dapat menambah waktu yang dimilikinya, dalam sehari ia hanya akan memiliki waktu yang sama 24 jam.

Baca Juga: Lagu Penutup ‘My Teenage Girl’ Diduga Plagiarism ‘WAVE’ Milik ATEZZ

Ide utama ketia adalah Enough is enough, cukup ya cukup. Saat banyak buku finansial memberikan rumus bahwa tabungan adalah pemasukan dikurangi pengeluaran.

Morgan dalam bukunya mengatakan bahwa, tabungan adalah pemasukan dikurangi ego. Hal tersebut sangat sejalan dengan yang terjadi di lapangan.

Halaman:

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah