Ahmad menilai maraknya serangan fajar di Indonesia sebagai sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan. Menurutnya, suasana Pemilu 2024 pun masih kental akan praktik kotor tersebut. Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan edukasi untuk menumbuhkan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.
“Perlu adanya kesadaran dan gerakan bersama untuk melakukan pendidikan demokrasi bagi para pemilih, mengingat kondisi saat ini sangat memprihatinkan,” ucapnya.
Selain itu, Ahmad menilai proses pelaksanaan pemilu di Indonesia secara teknis perlu diperbaiki lagi. Sebab, masih banyak warga Indonesia yang kesulitan saat hari pencoblosan. Misalnya surat suara yang digunakan terlalu lebar dan menyulitkan sehingga perlu disederhanakan.
“Selain itu juga sosialisasi dan pengenalan terhadap calon anggota DPD masih minim, baik yang dilakukan oleh KPU maupun calon DPD itu sendiri,” katanya.***