Mitos Batu Quran di Kabupaten Pandeglang, Konon Pernah Jadi Titik Teleportasi Ulama ke Tanah Suci

- 23 Oktober 2023, 08:21 WIB
Mitos Batu Quran di Kabupaten Pandeglang, konon pernah jadi titik teleportasi ulama ke Tanah Suci.
Mitos Batu Quran di Kabupaten Pandeglang, konon pernah jadi titik teleportasi ulama ke Tanah Suci. /Ayi Astaman

ZONABANTEN.com - Di Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, terdapat sebuah batu bernama Batu Quran. Batu ini tepatnya berada di kaki Gunung Karang dan memiliki sebuah mitos yang terus dipelihara masyarakat setempat.

Batu Quran berkaitan erat dengan Syekh Maulana Mansyur, salah satu ulama asal Banten yang tersohor di abad ke-15. Konon, titik lokasi batu ini berada adalah tempat pijakan Syekh Maulana Mansyur saat melakukan teleportasi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan membaca basmalah, dirinya tiba di Mekah dalam sekejap atas izin Allah SWT.

Saat sang ulama kembali, dirinya datang bersama air yang mengucur deras dari dalam titik lokasi tersebut. Air ini diyakini sebagai air zam-zam yang berasal dari Tanah Suci. Syekh Maulana Mansyur kemudian bermunajat kepada Allah SWT dengan melaksanakan salat dua rakaat.

Setelah mendapatkan petunjuk, Syekh Maulana Mansyur lalu menghentikan kucuran air tersebut dengan menutupnya menggunakan sebuah Al-Quran. Al-Quran ini akhirnya berubah menjadi batu. Konon, hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat isi Al-Quran pada batu tersebut.

Baca Juga: Misteri Gunung Santri di Kabupaten Serang, Ada Kisah Syekh Sakti yang Bisa Menyerupai Ayam Jago

Hanya orang berhati dan berjiwa bersih yang dapat melihatnya. Oleh karena itu, tak sedikit yang melakukan prosesi ritual dengan cara berpuasa, berdzikir, menunaikan salat, dan berdoa kepada Allah SWT. Batu Quran kini berada di sekitar lokasi pemandian yang airnya tak pernah kering meskipun musim kemarau.

Sementara itu, Syekh Maulana Mansyur semasa hidupnya dikenal sebagai ulama yang pemberani, pandai memainkan alat-alat kesenian bernuansa islami, pandai berkomunikasi, dan memiliki ilmu pertanian yang cakap. Dirinya diamanahkan untuk menjaga kawasan Islam di wilayah Banten bagian selatan.

Namun, ada pula yang menyebut Batu Quran terbentuk karena seorang ulama bernama Syekh Mansyuruddin. Dirinya saat itu diyakini berada di Tanah Suci dan menyelam ke dalam sumur air zam-zam. Saat Syekh Mansyuruddin keluar, air mengucur deras. Sang ulama kemudian mengambil sebuah Al-Quran untuk menghentikan kucuran air tersebut, lalu Al-Quran ini berubah menjadi batu. 

Syekh Mansyuruddin atau Syekh Maulana Mansyuruddin adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Dia menikah dengan seorang gadis dari Desa Cikoromoy bernama Nyi Mas Ratu Sarinten. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Sholih.

Baca Juga: Bayi Laki-Laki di Kabupaten Pandeglang Mengambang di Selokan, Kondisinya Tewas tanpa Busana

Halaman:

Editor: Rismahani Ulina Lubis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x