Network
ZONABANTEN.com - Koordinator Wilayah (Korwil) Paguyuban Ikatan Keluarga Gunung Kidul (IKG) Yogyakarta Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Edi Suyanto menyebut, gelaran pentas budaya dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilaksankan saat ini, selain guna mempererat tali silaturahmi antar anggota, hal itu guna memperkuatkan kebhinekaan.
"Ada pepatah dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung. Oleh sebab itu, gelaran silaturahmi IKG kali ini, pria-prianya memakai pakaian adat betawi. Karena Tangsel itu kan tanah betawi yah. Selain untuk memperat tali silaturahmi, kami juga ingin kebhinekaan semakin terjaga pada gelaran kali ini," kata Edi Suyanto, atau lebih akrab disapa Edi Cing, ditulis Jumat 22 April 2022.
Edi Cing mengatakan, event dispora atau perantau dari Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta itu rutin dilaksanakan. IKG yang hadir pada gelaran kali ini, imbuhnya, merupakan IKG dari seluruh Jabodetabek.
Sehingga, selain meningkatkan penjualan UMKM Khas Gunung kidul, acara tersebut jadi momen guna mendongkrak penghasilan para pekerja seni asal Gunung Kidul.
Baca Juga: Gelar Vaksin dan Pemeriksaan, Pusat Kesehatan Jurbar Tangsel Akui Permintaan Booster Meningkat
"Untuk acara ini, setiap tahun ada. Nah kebetulan saat ini saya sebagai Ketua Panitia Pameran diaspora Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Hubungan Daerah (Banhubda), setiap event yang diadakkan diaspora atau Banhubda tersebut, semua asli produk Gunung Kidul. Mulai dari pakaian, makanan, minuman. Untuk Korwil Tangsel UMKM-nya lebih dari 50," tutur Edi Cing.
Jadi konsepnya ini pameran diaspora, setiap hari harus ada yamg meramaikan dalam arti, contohnya diadakan buka puasa bersama (Bukber) IKG. Acaranya dari tanggal 16-30 April 2022.," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum IKG Eddy Sukirman mengungkapkan, pagelaran yang dilakukan di salah satu pusat perbelanjaan di Ciledug, Kota Tangerang itu, selain dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) IKG Tangsel yang keempat, hal itu pun guna mendongkrak perekonomian warga Gunung Kidul dalam perantauan.
Eddy menuturkan, saat ini, penduduk Kabupaten Gunung Kidul yang merantau ada sekira 300 ribu, dan tersebar di Jabodetabek. Guna tetap berkomunikasi baik, tambah Eddy, IKG Pusat menunjuk 18 orang koordinator, dan tujuh Korwil, layaknya jumlah kecamatan atau kapanewon yang ada di Kabupaten Gunung Kidul.
Baca Juga: Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy Apresiasi Nakes Perempuan pada Peringatan Hari Kartini ke-144
"Diaspora atau warga yang merantau itu hampir 300 ribu. Itu ada di Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang. Ada 18 Koordinator Kecamatan atau Kapanewon, dan tujuh Korwil. Jadi seluruhnya ada 25 kepemimpinan di tingkat Jabodetabek. Ini sekaligus HUT IKG Korwil Tangsel. Setiap tahun, sibuk sekali di setiap tahunnya, sesama anggota Gunung Kidul ini," ujar Eddy.
Yang menarik adalah, semua pria pakai peci atau kopiah. Karena maksudnya kebhinekaan. Dimana bumi kita berpijak, disitu langit dijunjung. Kalau kita biasanya pake belangkon, keris, kain jarik, gelaran kali ini berbeda. Kita pakai peci dan baju koko. Kalau ibu-ibunya tetap pakai kebaya," imbuh Eddy.
Eddy menyatakan, dalam pagelaran tersebut, UMKM Diaspora DIY sudah mendapatkan omzet hingga ratusan juta rupiah, dalam waktu kurang dari satu minggu. Dalam kepengurusannya, tegas Eddy, terdapat juga seniman-seniman khas Gunung Kidul, yang ditempatkan dalam upaya pelestarian budaya Yogyakarta.
"Gelaran kali ini, laporan dari kawan-kawan UMKM, mereka sudah mendapatkan omzet hingga Rp300 juta, dalam waktu enam hari. Di kami juga ada salah satu bidang, yakni seni budaya. Beberapa waktu yang lalu sudah ada kepengurusan, dan anggota terbesar adalah seni campur sari, ada seni wayang kulit seni wayang orang, dan lain-lain. Yang mengandung seni kita wadahi semua," tegasnya.
