Anak Silver Viral, P2TP2A Desak Regulasi Agar Tangsel Tak Jadi 'Lahan' Pengemis

- 28 September 2021, 18:20 WIB
'Anak Silver' yang viral di medsos mendapat tanggapan dari P2TP2A Tangsel / Rhomi TU
'Anak Silver' yang viral di medsos mendapat tanggapan dari P2TP2A Tangsel / Rhomi TU /

ZONABANTEN.com - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Tri Purwanto mendesak adanya regulasi yang dapat memberikan sanksi kepada 'koordinator' pengemis yang menggunakan objek anak atau perempuan.

Pasalnya, kata Tri Purwanto, beberapa pengemis 'pindahan' Ibu Kota dan daerah sekitar Tangsel, merasa nyaman mengais rejeki dengan cara mengemis dan mengamen di lampu merah-lampu merah, meski dengan jalan menjadi 'manusia silver'.

"Karena kita melihat itu (pengemis dan pengamen anak) ada yang mengkoordinir. Perempuan yang menjadikan anak silver itu kan sampai sekarang belum tertangkap. Karena mereka berpindah-pindah tinggalnya," kata Tri Purwanto saat dikonfirmasi Zonabanten.com, Selasa 28 September 2021.

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Membongkar Pola Tidur yang Baik Ala Nabi

Hasil pencarian data dan informasi, ibu dan anak yang diwarnai silver itu kan dari Jakarta, saya tanya kenapa tidak ngamen di Jakarta aja? Jawabannya si ibu, katanya enak (ngamen) disini. Kalau di Jakarta, ketangkap langsung dibawa pake mobil jeruji. Kalau disini paling lama dua hari, jika ada yang jemput dilepaskan," tambahnya.

Tri memberikan beberapa catatan, terkait 'anak silver' yang viral belakangan ini. Menurutnya, perlunya aturan dalam memberikan sanksi kepada para pelaku pencari keuntungan, dengan menggunakan anak sebagai objek pengemis atau pengamen, agar penegakkan dan pemberian hukuman lebih terarah.

"Ternyata di Jakarta dan Kota Tangerang sudah ada Peraturan Daerah (Perda) tentang sanksi bagi gelandang, pengemis. Itu menjadikan efek jera. Mungkin menjadi usulan ke dinas untuk mendorong dibuatkan itu. Adanya koordinator dalam aksi manusia silver ini. Anak kecil yang dijadikan manusia silver itu, ternyata dibawa oleh teman ibunya. Sampai sekarang belum kita temukan keberadaan karena mereka berpindah pindah tinggal," ungkap Tri.

Baca Juga: Kejari Tangsel Ingatkan Stakeholder Soal Tindakan yang Mengarah Korupsi Dalam PEN

Rehabilitasi yang berkelanjutan. Karena kemaren itu, ibu dan anak yang dijadikan manusia silver itu pernah direhabilitasi di Panti Sosial, tapi kenyataannya dia balik lagi kejalan. Maksud saya soal rehabilitasi berkelanjutan itu, selesai direhab, kita cari keluarganya, kita berikan pembekalan keluarganya. Kita berikan pelatihan dan modal untuk berusaha, usahanya kita pantau sampai mereka bisa maju dan mandiri," tegas Tri.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x