Minta Diberi Kepastian, Pendidik MAN Insan Cendikia Tangsel Ingatkan Lost Generation

- 5 Agustus 2021, 11:42 WIB
Kepala MAN Insan Cendikia Abdul Basit
Kepala MAN Insan Cendikia Abdul Basit // Zonabanten/Arie


ZONABANTEN.com - Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong, Abdul Basit menyebut, pemerintah perlu memberikan kepastian kepada masyarakat, terlebih soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, PPKM yang terus-menerus diperpanjang, membuat kekhawatiran tersendiri bagi dunia pendidikan.

"Perpanjangan PPKM yang tidak menentu ini, jelas akan berpengaruh kepada dunia pendidikan. Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), siswa terjebak dirumah, yang dia tidak berinteraksi dengan temannya dengan gurunya, itu bahaya menurut saya, dia akhirnya jadi asik sendiri, pribadi yang egois, itu bahaya bagi saya. Yang saya pikirkan, akan ada lost generation," kata Abdul Basit kepada wartawan, ditulis Kamis 5 Agustus 2021.

Sebagai tenaga pendidik, Basit menerangkan, pihaknya harus tetap menjaga kualitas para siswa selama PJJ, namun sekali lagi tidak semua siap dengan PJJ. Menurutnya, orang tua maupun siswa tidak semua siap dengan PJJ, karena siswa lebih nyaman untuk tatap muka.

Baca Juga: Lelah Terus Menerus? Hati-hati! Bisa Jadi Depresi Mengancam Anda

"Tetapi kalau bicara siswa, mereka lebih nyaman tatap muka, karena kata mereka _feel_nya dapet pak, tapi ternyata situasi ini yang menjadi beban. Murid di sekolah itu bukan belajarnya, tetapi interaksi dengan teman dan guru, itu yang anak-anak merasa kehilangan," terangnya.

"Karena kalau ilmu itu sekarang di 'mbah Google' sudah banyak, mau nyari ilmu apa sih, itu bisa didapatkan dengan mudah, anak sekarang lebih pintar. Justru yang sekarang hilang adalah humanisnya, sentuhannya itu hilang, itu mau gak mau harus diakui oleh kita, kita kehilangan," ungkapnya.

Basit mengatakan, dirinya mempunyai contoh anak murid yang mengurung diri di kamar karena sudah asik sendiri, sehingga orang tuanya panik, terlebih jika orang tuanya bekerja, pada siang hari tak bisa memonitoring anaknya, lalu pas pulang kerumah anaknya malah ngurung diri di kamar.

"Padahal mengurung diri juga mau apa lagi dia, dia sudah tidak bisa apa-apa, sehingga proses belajar itu ada yang hilang. Padahal kta kan tujuan kita mau memanusiakan manusia, dengan konsep gini apa yang mau kita manusiakan," tutupnya.

Baca Juga: Wajib Tau, Begini Posisi Tidur yang Diajarkan Rasulullah SAW

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menyatakan, Hari Anak Nasional (HAN) di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan peserta didik bersekolah secara daring, menyisakan duka mendalam. Pasalnya, 9 persen anak di DKI Jakarta justru tidak dapat mengikuti pelajaran sekolah, karena tak memiliki gawai atau gadget.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x