Paguyuban Pedagang di Tangsel Keluhkan Harga Kedelai Terus Naik, Badai La Nina Jadi Alasan Kemendag

1 Maret 2022, 15:56 WIB
ilustrasi. Paguyuban Pedagang di Tangsel Keluhkan Harga Kedelai Terus Naik, Badai La Nina Jadi Alasan Kemendag /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

 

ZONABANTEN.com - Ketua Paguyuban pedagang tahu/tempe di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Rujito mengeluhkan harga kedelai yang terus naik. Naiknya harga kedelai, disinyalir akibat kelangkaan komoditi sebab Badai La Nina seperti yang dijelaskan Kemendag melalui paguyuban pedagang tahu/tempe di wilayah DKI Jakarta.

"Kemarin kami rapat dengan paguyuban dari DKI Jakarta. Mereka (paguyuban DKI Jakarta) yang sempat ketemu dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian bilang, kalau kedelai itu memang pasokan ke Indonesia sangat susah. Pertama karena gagal panen akibat Badai La Nina, kedua transportasi import untuk masuk ke Indonesia lagi susah banget," jelas Rujito, Selasa 1 Maret 2022.

Jadi bukan karena kedelai yang jadi pakan babindi China itu. Sekarang saya jual Rp1.160.000 per kuintal. Sebelum kami demo dan mogok itu sempat Rp1.110.000 per kuintal. Memang lagi pada dilema, sama kita juga jualan tahu ga bisa naikin harga, di kecilin sedikit juga komplain. Saya kan juga pedagang tahu juga," tambahnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang tempe dan tahu di Pasar Ciputat Casriah menuturkan bahwa, pihaknya akan memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dijualnya. Upaya itu, hasil dari musyawarah bersama dengan para pedagang tahu/tempe yang lain.

Baca Juga: Kejar Kurikulum Ujian Nasional, PTM di Tangsel Khusus Kelas 6 dan 9

"Kalau untuk pengurangan ukuran tahu dan tempe itu sudah jelas. Harusnya ada pengurangan atau kenaikan harga tahu dan tempenya. Percuma dong kmren demo, kalau ngga ada hasil. Kesepakatannya, kalau ngga dikurangi ukurannya, ya dinaikan harganya," tutur Casriah.

Terpisah, Darkonah salah seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Serpong mengaku, hingga kini dirinya tidak mengurangi ukuran produk tahu dan tempe. Bahkan, imbuhnya, harga yang dijual masih sama seperti sebelumnya.

"Harga masih biasa. Kalau dikecilin orang ngga akan mau. Sampai sekarang Pemerintah Kota (Pemkot) belum ada turun kesini (Pasar Serpong). Kalau ada pasti rame kan. Pembeli masih ada lah, langganan kayak tukang gorengan, warteg," tandas Darkonah.

Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Hendrik Lewerissa meminta agar Pemerintah tegas terhadap isu kedelai. Terlebih, adanya dugaan penimbunan terhadap komoditas tersebut. Pihaknya menegaskan, Kementerian Perdagangan bersama semua elemen tegas melakukan investigasi secara mendalam.

Baca Juga: Operasi Minyak Murah Tak Pengaruhi Pasar, Pedagang di Tangsel Minta Pemkot Tegas Pada Distributor

"Cek saja alurnya, bener ga sih. Betul-betul memang kekurangan pasokan dari luar apa memang ada yang ditimbun. Nah itu yang harus dicari tahu. Kalo itu (komoditas kedelai) memang ditemukan demikian (ditimbun), kami di Komisi VI berkali-kali menyampaikan kepada Kementerian Perdagangan untuk mengambil langkah yang tegas biar ada efek jera," ujar Hendrik Lewerissa melalui sambungan telepon, ditulis Rabu 23 Februari 2022.

Kita tidak bisa membiarkan produsen-produsen tempe tahu itu dipermainkan nasibnya oleh para oknum-oknum yang memang memiliki kewenangan atau hak atas komoditas tersebut secara sembarangan. Karena merugikan bukan hanya produsen tempe tahu, tapi juga kepada masyarakat secara luas," tambahnya.

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler