Agnez Monica dan Menjadi Minoritas di Indonesia, Oleh: Jimmy Hitipeuw*

- 11 Mei 2020, 09:30 WIB
AGNEZ Mo saat berlibur di Bali beberapa waktu lalu.*
AGNEZ Mo saat berlibur di Bali beberapa waktu lalu.* /Instagram @agnezmo/

Baca Juga: Ada Apakah Ini ? Sule Pamit Mundur Dari Dunia Entertainment?

Sementara sebagai penyumbang emas pertama Olimpiade bagi Indonesia, Susi Susanti mengaku sempat masih disibukkan dengan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) menjelang pernikahannya dengan Alan Budikusuma meskipun sudah membawa nama Indonesia dalam Olimpiade 1992 di Barcelona. Tindakan diskriminatif tersebut masih terbilang sekelumit saja dari sejumlah kasus diskriminatif yang dialami kaum minoritas di Indonesia.

Kalau kita jujur, kita bisa terbuka melihat masih banyak ketimpangan di berbagai bidang yang dialami oleh kaum minoritas, salah satunya adalah dalam menjalankan ibadah.

Beberapa tempat ibadah yang sudah mengantongi izin dari pemerintah daerah maupun pusat tetap sulit untuk dijadikan tempat beribadah karena adanya penentangan dari masyarakat sekitar maupun kalangan luas.

Baca Juga: Marsinah dan Potret Hak Asasi Kita, Oleh : Savic Ali*.

H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur sempat menyinggung masalah ini dengan menyampaikan ironi tentang adanya umat yang dengan bebas mendirikan sejumlah besar rumah ibadah tanpa izin dan tanpa menemui tekanan apa-apa. Semasa hidupnya, Presiden ke-4 Indonesia ini mengakui tingginya disparitas antara minoritas dan mayoritas di berbagai bidang.

Apabila terbiasa memikirkan tentang apa yang terbaik untuk kemashalatan negara, bangsa ini tidak seharusnya lagi memikirkan tentang apa yang bisa didapatkan atau dikeruk, tetapi tentang apa yang dapat diberikan. Dengan konsep memberi untuk kemajuan bangsa, segala perangai negatif seharusnya tidak terlihat lagi, mulai dari tindak korupsi, radikalisme, hingga berbagai sikap kebencian yang bermuara pada kasus SARA dan perpecahan.

Baca Juga: Abah Tono Minta Maaf Karena Telah Merepotkan, Begini Pengakuannya

Ada pihak yang selama ini menunjukkan sikap nasionalisme terhadap negara dengan menjunjung upaya persatuan dan kesatuan bangsa. Sikap nasionalisme dapat saja tergerus apabila ada hasrat menuntut yang lebih besar ketimbang memberi. Ini terlihat jelas dari pihak-pihak yang sempat tidak dijanjikan kursi jabatan di Kabinet Indonesia Maju dan akhirnya memilih beranjak atau mengancam meninggalkan idealismenya.

Dengan sikap memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara ini, kita tidak perlu terseret ke dalam pandangan bahwa minoritas selayaknya rendah diri dan mayoritas sudah sepantasnya besar kepala dan meresahkan.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x