'Beriman' Sebuah Kata Yang Sering Terlupakan - Oleh : Jimmy Hitipeuw*

- 10 Mei 2020, 18:44 WIB
Ilustrasi Tempat Ibadah
Ilustrasi Tempat Ibadah //PIXABAY

Kenapa tidak?  Kita dapat mensyukurinya karena hal ini dapat dijadikan pelajaran berharga bahwa memilih seorang pemimpin harus melalui seleksi mendalam berdasarkan kompetensi dan latar belakang keberhasilan yang dimilikinya, bukan malah terjerat ke dalam pencitraan yang seringkali digaungkan saat masa kampanye atau bahkan politik pencitraan lain lewat berbagai kedok, termasuk kedok agama dan kesukuan.

Baca Juga: Obat Alternatif Anti Virus Corona Menurut Empat Paranormal Tanah Air

Akan sangat kontradiktif apabila kita bandingkan negara kita sebagai negara beragama dengan negara-negara ateis yang justru tidak mengakui keberadaan Tuhan. Swedia, misalnya, justru dikenal berhasil sebagai negara  makmur yang menciptakan toleransi tinggi di kalangan penduduk dan memiliki pemerintahan yang bebas korupsi. Negara yang mayoritas warganya tidak mengenal Tuhan ini justru mampu hidup saling menghormati dengan kaum minoritas yang beragama.

Jangan sampai kita yang beragama ini dipertanyakan oleh mereka yang tidak bertuhan tentang apa sebenarnya manfaat beragama karena mereka tidak melihat arti kata beriman dalam kehidupan kita. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. ***

 

*) Jimmy Hitipeuw, seorang dosen, jurnalis, tinggal di Jakarta.

 

 

 

Baca Juga: Roy Kiyoshi Jadi Tersangka, Pengacara: Roy Beli Obat Itu Karena Sakit

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x