Nasib Ibu dan Saudara Legenda AC Milan, Andriy Shevchenko yang Bertahan dalam Perang Rusia Ukraina

- 3 Maret 2022, 12:05 WIB
Momen ketika legenda AC Milan, Andriy Shevchenko, menyampaikan pesan perdamaian jelang laga semifinal Coppa Italia di San Siro/ instagram/ @andriyshevchenko
Momen ketika legenda AC Milan, Andriy Shevchenko, menyampaikan pesan perdamaian jelang laga semifinal Coppa Italia di San Siro/ instagram/ @andriyshevchenko /
 
ZONABANTEN.COM - Legenda AC Milan yang juga mantan pelatih Genoa, Andriy Shevchenko menyerukan diakhirinya perang di Ukraina dan menjelaskan mengapa ibu dan saudara perempuannya menolak untuk pergi.
 
“Kami menginginkan kebebasan, untuk mempertahankan rumah kami," kata Shevchenko.
 
Pelatih berusia 45 tahun itu menghabiskan delapan tahun sebagai pemain di Milan, kemudian kembali ke Serie A sebagai pelatih bersama Genoa dari November 2021 hingga Januari 2022.
 
Dia membacakan pesan video yang diputar di San Siro sebelum semifinal Coppa Italia antara AC Milan dan Inter Milan dalam duel bertajuk Derby della Madonnina.
 
 
Andriy Shevchenko juga telah berbicara langsung di Sky Sports UK, mengakui bahwa dia bingung antara ingin kembali ke rumah dan bergabung dengan pertempuran, atau menyadari bahwa dia dapat berbuat lebih baik dengan meningkatkan kesadaran dan dana di London.
 
“Saya sangat bangga menjadi orang Ukraina. Ini adalah momen yang sangat sulit bagi negara saya, rakyat saya, keluarga saya," kata Shevchenko kepada Sky Sports, dikutip pada Kamis, 3 Maret 2022.
 
“Ibu dan saudara perempuan saya berada di Kyiv saat ini, dan hal-hal buruk telah terjadi di sana," lanjutnya.
 
"Orang-orang sekarat, anak-anak sekarat, misil mengarah ke rumah kami," jelasnya, mengungkapkan.
 
 
“Kita perlu menghentikan perang ini, kita perlu menemukan cara untuk menghentikan perang," imbuhnya.
 
Shevchenko menegaskan dia telah mencoba berkali-kali untuk meyakinkan keluarganya untuk mengungsi setelah Rusia menyerbu, tetapi mereka menolak.
 
“Ibu dan saudara perempuan saya, seperti kebanyakan orang Ukraina, menolak untuk pergi, mereka tetap berjuang, untuk kebebasan kita, untuk jiwa kita," tambahnya.
 
“Kami adalah orang-orang yang bersatu, dan pada saat ini sebuah negara bersatu. Ada banyak bantuan di sekitar; keluarga mencoba untuk berbagi makanan dengan tentara, untuk membantu pasukan," dia mengungkapkan.
 
 
Dia menyampaikan, perang Rusia Ukraina ini merupakan salah satu momen tersulit dalam sejarah Ukraina.
 
“Ini adalah salah satu momen yang lebih sulit dalam sejarah Ukraina, tetapi orang-orang benar-benar bersatu, karena kami menginginkan kebebasan, dan untuk mempertahankan rumah kami," sambungnya.
 
“Kami memiliki pengungsi, kami membutuhkan bantuan kemanusiaan. Kami membutuhkan dukungan medis, dukungan makanan. Rasanya saya bisa melakukan banyak hal di sini, dan saya akan melakukannya.” ***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Football Italia Sky Sports


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x