Menuju Indonesia Emas 2045, Masyarakat NTT Perlu Kembangkan Kreatifitas dan Semangat Volunterisme

- 31 Mei 2023, 20:05 WIB
"Masa Depan Manusia NTT Pembangunan Manusia NTT, Pembangunan Manusia di NTT dan Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Forum 2045 dan Universitas Nusa Nipa, NTT
"Masa Depan Manusia NTT Pembangunan Manusia NTT, Pembangunan Manusia di NTT dan Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Forum 2045 dan Universitas Nusa Nipa, NTT /Forum 2045

ZONABANTEN.com - Momen Indonesia emas di tahun 2045 nanti adalah kesempatan untuk memberikan kontribusi baik di tingkat lokal maupun nasional bagi semua lapisan masyarakat termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini terungkap dalam sebuah seminar dengan tema "Masa Depan Manusia NTT Pembangunan Manusia NTT, Pembangunan Manusia di NTT dan Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Forum 2045 dan Universitas Nusa Nipa, NTT yang berlangsung pada Jumat 26 Mei 2023 yang lalu.

Baca Juga: PPDB Jabar 2023: Cek Disini Untuk Ketahui Syarat Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua dan Anak Guru

Hadir sebagai pembicara dalam seminar ini antara lain Prof. Suwarsih Madya, M.A., Ph.D (Guru besar Pasca Sarjana  Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Dr. Amin Subekti (Co-Founder Strategic Policy Institue), P. Dr. Felix Baghi. SVD (Dosen Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Maumere) dan Dr. Jonas K.G.D. Gobang, S.Fil., M.A. (Dosen Universitas Nusa Nipa, NTT).

Dalam seminar ini, Dr. Amin Subekti menyinggung pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mengembangkan kreatifivitas dan peran aktif masyarakat.

“Pemerintah baik nasional, lokal, dan daerah harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Begitu juga dengan masyarakat. Kembangkan kreatifitas dan volunterism," ujar Dr. Amin Subekti.

Sementara itu Prof. Suwarsih mengatakan, masyarakat NTT telah memiliki motviasi untuk maju.Namun Prof. Suwarsih juga menggarisbawahi adanya keterbatasan sumber daya dan pengalaman yang dihadapi oleh masyarakat NTT. Untuk itu diperlukan adanya pendidikan berbasis kearifan lokal, semangat nasional, wawasan global, sehingga identitas berubah menjadi glokal (global-lokal).

"Sebaiknya pemerintah merancang konsep pendidikan ini sesuai dengan kondisi riil , dengan mengumpulkan data langsung dari masyarakat, jangan hanya metode sampling. Masyarakat juga harus memilih pemimpin yang memang mau menegakkan keadilan sosial riil bukan hanya pencitraan dan pemimpin yang mau mendengarkan keluhan rakyat," ujar Prof. Suwarsih.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Forum 2045


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x