Konflik AS - Tiongkok di Laut China Selatan Berpotensi Perang Terbuka, Indonesia Diminta Waspada

- 5 Agustus 2020, 08:02 WIB
Armada AS bersiaga di Laut China Selatan. (Foto: Twitter @aircraftcarrier)
Armada AS bersiaga di Laut China Selatan. (Foto: Twitter @aircraftcarrier) /

Artikel ini telah dimuat sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Perang Terbuka di Laut China Selatan Bisa Meletus, Indonesia Diminta Siap Siaga dan Perkuat Militer

Baca Juga: Update Harga Emas 24 Karat Pegadaian Rabu 5 Agustus 2020, PERKASA di Rp.1.056.000 per gram

Menurutnya, militer di Natuna Utara secara khusus dan Indonesia secara umum harus ditingkatkan untuk mempertahankan wilayah Indonesia jika ada gangguan atau melewati atau masuk wilayah Indonesia saat sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.

“Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara,” paparnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara

Dia mengatakan potensi perang terbuka memang semakin terlihat ketika Amerika Serikat mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan untuk menjalani latihan tempur. Tak cuma dua kapal induk, Angkatan Laut Amerika Serikat juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan yang digelar pada 23 Juli 2020.

Baca Juga: GAWAT ! Diduga Ratusan Ribu Data Nasabah Kreditplus Bocor, Kominfo Bertindak

Dia mengatakan China juga melakukan latihan militer dua hari setelah latihan gabungan Amerika Serikat, Australia, dan Jepang selesai digelar. China yang sejak awal membangun pangkalan militer di pulau buatan di Laut China Selatan mengirimkan dua pesawat pembomnya untuk menggertak Amerika Serikat dan Australia di Laut China Selatan.

Syarief Hasan melanjutkan, Indonesia harus membangun kekuatan militer untuk memberikan rasa aman, dan menguatkan pertahanan Indonesia terutama di perbatasan. Meski demikian, ia menilai Indonesia harus mengedepankan diplomasi untuk menghindari potensi terjadi, terutama di Laut China Selatan yang berbatasan dengan Perairan Natuna Utara.

“Pemerintah harus mengambil pembelajaran diplomasi ala SBY dengan semangat million friends and zero enemy. Akan tetapi, jika memang terpaksa ada perang terbuka, maka Indonesia juga harus memperkuat militernya untuk melindungi wilayah Indonesia dari dampak perang," ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.*** (Abdul Muhaemin)

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x