Biografi Singkat Wage Rudolf Soepratman, Sosok di Balik Hari Musik Nasional

- 9 Maret 2023, 17:32 WIB
Biografi singkat Wage Rudolf Supratman, sosok yang melatarbelakangi Hari Musik Nasional
Biografi singkat Wage Rudolf Supratman, sosok yang melatarbelakangi Hari Musik Nasional //Instagram/@historical_factday

ZONABANTEN.com - Berikut biografi singkat Wage Rudolf Soepratman, sosok yang melatarbelakangi Hari Musik Nasional. Siapa yang tidak mengenal Wage Rudolf Soepratman? Salah satu pahlawan yang karyanya menjadi kebanggan Indonesia. Wage Rudolf Soepratman adalah seorang guru, wartawan, violinis, dan komponis Hindia Belanda. Karya ciptaannya yang terkenal adalah lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya".

Pria yang kerap dikenal W.R. Soepratman ini lahir pada 19 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah.

Ia lahir dari pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo alias Abdoel Moein dan Siti Senen, sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara.

Pada tahun 1914, Soepratman ikut kakak sulungnya, Roekijem ke Makassar. Di sana, ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami kakak sulungnya, Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Baca Juga: Profil W.R. Soepratman, Komponis Berbakat Pencipta Lagu Indonesia Raya

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, lalu melanjutkan ke Normaalschool di Makassar hingga selesai.

Ia berhasil menjadi guru di Sekolah Angka 3 pada umur 20 tahun. Dua tahun selanjutnya, ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Selama beberapa waktu, ia bekerja di sebuah perusahaan dagang di Makassar. Setelahnya, Soepratman pindah ke Bandung dan menjadi wartawan di harian "Kaoem Moeda" dan "Kaoem Kita".

Masih sebagai wartawan, ia pindah ke Jakarta dan mulai tertarik pada pergerakan nasional. Ia pun banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Ia mulai merasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda, dan perasaannya itu ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul "Perawan Desa".

Sayangnya, buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Baca Juga: Lirik Lagu Nasional Kebangsaan ‘Indonesia Raya’ 3 Stanza Ciptaan Wage Rudolf Supratman

Soepratman kemudian dipindahkan ke kota Sengkang. Tak lama tinggal di sana, ia lalu minta pulang ke Makassar lagi.

Bakat musik Roekijem menurun pada Soepratman. Roekijem sendiri menggemari sandiwara dan musik.

Ia juga senang bermain biola, yang membuat Soepratman juga gemar bermusik dan membaca buku tentang musik.

Genre musik yang digemari W.R. Soepratman adalah classic jazz, dan instrumen yang dibawakannya adalah biola.

Kecintaannya terhadap jazz membuatnya tergabung dalam grup musik Black and White Jazz Band.

Saat tinggal di Makassar, Soepratman belajar musik dari Willem van Eldik, hingga ia pandai bermain biola dan bisa menggubah lagu.

Baca Juga: Sejarah Hari Musik Nasional 9 Maret, Bertepatan dengan Hari Lahir Wage Rudolf Soepratman

Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Jiwa bermusik Soepratman tertantang, ia pun mulai menggubah lagu. Bandung, 1924, saat usianya 21 tahun, lahirlah lagu "Indonesia Raya" yang diciptakan oleh W.R. Soepratman.

28 Oktober 1928, pada malam penutupan Kongres Pemuda II, Soepratman memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" secara instrumental dengan biola di depan umum.

Pada saat itulah, untuk pertama kalinga, lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan di depan orang banyak. Semua yang hadir saat itu terpukau mendengarnya.

Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Lagu itu selalu dinyangikan saat partai-partai politik mengadakan kongres.

"Indonesia Raya" menjadi wujud rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Halaman:

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x