Isi Teks Sumpah Pemuda yang Diperigati Setiap Tanggal 28 November, Inilah Makna dan Sejarah Singkatnya

- 27 Oktober 2022, 09:04 WIB
Isi teks Sumpah Pemuda
Isi teks Sumpah Pemuda /Foto: disarpus.tasikmalayakab.go.id

Sumpah Pemuda disuarakan untuk membangkitkan rasa bangga pemuda terhadap Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu bangsa.

Baca Juga: Daftar Peringatan Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan November 2022

Sejarah Sumpah Pemuda

Kelahiran Sumpah Pemuda tak lepas dari rangkaian Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh banyak organisasi kepemudaan berbasis kedaerahan diantaranya, Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain sebagainya. 

Tokoh-tokoh nasional Indonesia yang terlibat dalam Kongres Pemuda II diantaranya adalah Moh. Yamin, S. Mangoensarkoro, Theodora Athia Salim, Amir Syarifuddin, W. R. Supratman, dan juga Soenario. 

Saat kongres pemuda II ini juga digelar tiga rapat. Pada tanggal 27 Oktober 1928, diselenggarakan rapat pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond atau KJB di Lapangan Banteng. Dalam rapat ini, Soegondo menyampaikan harapannya agar ongres Pemuda dapat mempersatukan dan memperkuat para pemuda. Pada rapat ini, Moh. Yamin juga menyebutkan bahwa terdapat lima faktor yang memperkuat persatuan Indonesia, diantaranya: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua diselenggarakan di hari berikutnya, 28 Oktober 1928 Gedung Oost-Java Bioscoop. Pembicara dalam rapat ini adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Masalah pendidikan dibahas pada rapat ini.

Para pemuda sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan yang seimbang antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta dididik secara demokratis.

Baca Juga: Kapan Pengumuman Beasiswa LPDP Kemenag 2022? Simak Jadwal Lengkapnya di Sin

Rapat Ketiga juga dilakukan pada hari yang sama di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Dalam rapat ini, Soenario menekankan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan (Pramuka).

Pada kesempatan ini, Ramelan beranggapan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Ramelan juga menyampaikan bahwa gerakan kepanduan penting untuk dimulai sejak dini guna mendidik anak-anak disiplin dan mandiri karena berguna dalam perjuangan.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Kemendikbud Wikipedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah