Pengamat Pendidikan: Tak Miliki Gadget, 9 Persen Anak di Jakarta Tidak Dapat Sekolah

- 24 Juli 2021, 15:13 WIB
Pengamat Pendidikan Doni Koesoema (kanan)
Pengamat Pendidikan Doni Koesoema (kanan) /IG @pendidikankarakterutuh

ZONABANTEN.com - Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menyatakan dalam Hari Anak Nasional (HAN), di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan peserta didik bersekolah secara daring, menyisakan duka mendalam. Pasalnya, 9 persen anak di DKI Jakarta justru tidak dapat mengikuti pelajaran sekolah, karena tak memiliki gawai atau gadget.

"Ada anak-anak yang selama satu tahun ini tidak dapat belajar sama sekali. Karena apa, ada beberapa anak yang tidak memiliki hape dan tidak ada listrik, apa lagi signal. Kebanyakan di Indonesia bagian timur. Di DKI Jakarta, terdata 9 persen anak tidak dapat mengikuti pelajaran, karena tidak memiliki gawai. Padahal akses internetnya banyak," kata Doni Koesoema kepada wartawan saat dihubungi melalui telepon genggamnya, ditulis Sabtu 24 Juli 2021.

Melihat hal itu, kepekaan dan kepedulian kepala daerah sangat dibutuhkan. Terlebih, para tenaga pengajar, agar dapat berinovasi dan memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak, untuk terus bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Bagaimana pun, ujar Doni, anak adalah penerus masa depan bangsa, yang kebutuhannya menjadi tanggung jawab negara.

Baca Juga: Evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali, BPBD Tangsel: Tertinggi 22 Kasus Penularan Covid-19

"Sebagai catatan, 9 persen itu ada di Jakarta Timur, Jakarta Barat. Mereka (9 persen anak di DKI Jakarta) berasal dari keluarga yang miskin. Bagaimana pemerintah DKI menangani itu? apakah sudah didata? Makanya harus di data, buatlah anggaran daerah. DKI kan banyak duit," ujar Doni.

"Guru harus menghargai latar belakang anak dalam pembelajaran daring, sehingga anak tetap termotivasi dalam belajar. Dihagai kondisinya, karena latar belakang, kekurangan. Guru harus memperhatikan itu. Karena dengan cara itu, anak dimanusiakan. Kepala daerah harus memperhatikan sistem pembelajaran, karena semua anggaran pendidikan disalurkan ke pemerintah daerah. Harus ada alternatif, jangan sampai anak itu tidak belajar," tambahnya.

Mengenai pembelajaran tatap muka (PTM), Doni berharap, pemerintah dapat menyegerakan vaksinasi dan upaya tracing, agar pandemi Covid-19 dapat segera berlalu di Indonesia. Keselamatan anak dalam mengenyam pendidikan, imbuh Doni, menjadi syarat utama, agar masa depan bangsa tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga: Kadinsos Tangsel Pastikan 93 Ribu Warga Dapatkan BST Kemensos Rp.600 Ribu

"Terkait dengan PTM, saya sebenarnya tidak masalah dengan PTM. Tetapi, bagaimana dengan PTM dalam situasi seperti ini, agar tetap aman dan membawa anak kepada keselamatan. Keamanan sekolah itu tergantung dari vaksinansinya. Pemerintah harus memperbanyak tracing dan testing, kalo ingin cepat pembelajaran tatap muka," tegas Doni.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x