Larangan Eskpor Minyak Sawit Indonesia Picu Kekhawatiran Naiknya Minyak Nabati Global

27 April 2022, 17:54 WIB
Dampak larangan ekspor minyak Indonesia akan berisiko naiknya harga minyak nabati secara global /Pixabay/

ZONABANTEN.com – Indonesia belum lama ini mengumumkan untuk melarang ekspor minyak yang dinyatakan oleh Presiden Indonesia sendiri dalam keterangan pers hasil dari Rapat tentang Pemenuhan Kebutuhan Rakyat pada Jumat 22 April 2022.

“Pemerintah melarang eskpor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, mulai Kamis, 28 April 2022 sampai batas waktu yang ditentukan kemudian.” kata Jokowi seperti yang dikutip dari Instagram Sekretariat Kabinet.

Atas kebijakan baru tersebut, berdasarkan laman The Guardian, harga minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak diperkirakan akan melonjak.

Belum lagi minyak nabati yang sudah cukup terbatas akibat kekurangan pasokan, dampak dari cuaca buruk dan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Sambut Hari Raya Idul Fitri 2022, Bagikan 10 Kalimat Maaf Ini ke Sesama Muslim

“Keputusan Indonesia tidak hanya memengaruhi ketersediaan minyak sawit, tetapi juga minyak nabati di seluruh dunia,” kata James Fry, ketua konsultan komoditas LMC International, dikutip dari laman The Guardian.

Rasheed JanMohd selaku ketua Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA) mengatakan bahwa ketidaktersediaan minyak sawit di Indonesia dapat membuat negara ‘menderita’.

Sebelumnya, dalam enam bulan terakhir ini minyak nabati telah mengalami peningkatan lebih dari 50 persen karena faktor kukurangan tenaga kerja di Malaysia sampai kekeringan di Argentina dan Kanada.

Masing-masing negara pengekspor minyak kedelai dan minyak canola terbesar membatasi pasokan.

Sejak terjadi invasi oleh Rusia ke Ukraina membuat panen bunga matahari di Kyviv telah dihentikan sampai batas yang tidak dapat ditentukan.

Baca Juga: Gawat! Barcelona Bisa Kehilangan Frenkie de Jong Musim Depan, Simak Ulasannya

Hal tersebut mendorong importer untuk mengandalkan ketersediaan minyak sawit dari Indonesia untuk dapat menutup kesenjangan pasokan.

Larangan Indonesia ini justru membuat kejutan terhadap global kata Atul Chaturvedi, Presiden Badan Perdagangan Solvent Extractors Association of India.

Pakistan, India, dan Bangladesh berusaha meningkatkan pembelian di Malaysia, namun Malaysia yang merupakan produsen minyak terbesar kedua bahkan tidak dapat menutupi celah yang diciptakan oleh Indonesia.

Seperti yang dicatat, Malaysia menyumbang 31 persen dari pasokan minyak sawit global, sedangkan Indonesia menyumbang 56 persen.

Baca Juga: Anti Gagal! Verifikasi Wajah pada Kartu Prakerja Bakal Berhasil Jika Ikuti 4 Poin Penting Ini

Indonesia merupakan pemasok yang cukup besar di India, bahkan negara tetangga seperti Pakistan dan Bangladesh mengimpor hampir 80 persen minyak sawit dari Indonesia.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler