5 Puisi Wiji Thukul, Simbol Perlawanan Ketidakadilan

23 Desember 2021, 17:12 WIB
Ilustrasi Wiji Thukul. /Seputar lampung

ZONABANTEN.com - Wiji Thukul adalah seorang penyair yang pernah hidup di mana ketidakadilan menggerogoti politik negara.

Sebagai penyair, Wiji Thukul terpanggil untuk membela keadilan dengan senjata puisi-puisi yang pernah Ia buat.

Maka tak heran jika puisi Wiji Tukul selalu bernada kritis dan tajam untuk mengganggu kenyamanan elit politik kala itu.

Baca Juga: Kumpulan Puisi dari Berbagai Tema

Meski jasad Wiji Thukul tidak pernah ditemukan, tetapi puisi-puisinya tetap abadi untuk mengingatkan kita akan sejarah kelam itu.

Berikut beberapa puisi Wiji Thukul yang mewakili perjuangan melawan penindasan:

1. Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu

Apa guna punya ilmu

Kalau hanya untuk mengibuli

Apa gunanya banyak baca buku

Kalau mulut kau bungkam melulu

Di mana-mana moncong senjata

Berdiri gagah

Kongkalikong

Dengan kaum cukong

Di desa-desa

Rakyat dipaksa

Menjual tanah

Tapi, tapi, tapi, tapi

Dengan harga murah

Apa guna banyak baca buku

Kalau mulut kau bungkam melulu

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Ibu Hamil yang Konsumsi Air Kelapa, Bisa Buat Kulit Bayinya Putih saat Lahir?

2. Peringatan

Jika rakyat pergi

Ketika penguasa pidato

Kita harus hati-hati

Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi

Dan berbisik-bisik

Ketika membicarakan masalahnya sendiri

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh

Itu artinya sudah gasat

Dan bila omongan penguasa

Tidak boleh dibantah

Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan!

Baca Juga: Waspada, Sering Mengeluh di Media Sosial Bisa Akibatkan Ini!

3. Bunga dan Tembok

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

kau hendaki tumbuh

Engkau lebih suka membangun

rumah dan merampas tanah

 

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang tak

kau kehendaki adanya

Engkau lebih suka membangun

jalan raya dan pagar besi

 

Seumpama bunga

Kami adalah bunga yang

dirontokkan di bumi kami sendiri

 

Jika kami bunga

Engkau adalah tembok itu

Tapi di tubuh tembok itu

Telah kami sebar biji-biji

Suatu saat kami akan tumbuh bersama

Dengan keyakinan: engkau harus hancur!

 

Dalam keyakinan kami

Di manapun - tirani harus tumbang!

Baca Juga: 3 Link Nonton Spiderman No Way Home Full movie Sub Indo Terbaru Kualitas Blu Ray full HD Bukan Bajakan

4. Monumen Bambu Runcing

 

Monumen bambu runcing

Di tengah kota

Menuding dan berteriak merdeka

Di kakinya tak jemu juga

Pedagang kaki lima berderet-deret

Walau berulang-ulang

Dihalau petugas ketertiban

 

5. Nyanyian Akar Rumput

Jalan raya dilebarkan

Kami terusir

Mendirikan kampung

Digusur

Kami pindah-pindah

Menempel di tembok-tembok

Dicabut

Terbuang

Kami rumput

Butuh tanah

Dengar!

Ayo gabung ke kami

Biar jadi mimpi buruk presiden!

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Jenis Masker Paling Baik untuk Mencegah Paparan Omicron

Demikianlah beberapa puisi Wiji Tukul yang menjadi senjatanya melawan ketidakadilan. Semoga puisi ini dapat menjadi peringatan bagi pemimpin di masa depan.***

Artikel ini juga bisa anda baca di Haloyoutuh.pikiran-rakyat.com dengan judul 10 Puisi Wiji Thukul, Simbol Perlawanan yang Tak Lekang oleh Waktu

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Haloyouth

Tags

Terkini

Terpopuler